Senin, 29 Oktober 2012

Selembar kertas putih

Seorang anak yang suka
mencari-cari kesalahan.
Dengan cekatan, ia akan
mampu menunjukkan
kesalahan teman-teman dan
orangtuanya. Bahkan jika sesuatu terjadi pada dirinya,
maka ia menyalahkan teman
dan orangtuanya. “Aku jatuh karena Ayah
meletakkan ember di
sembarang tempat,
” kata
anak tersebut. kepada
ayahnya saat ia terjatuh di
kamar mandi. “Kamu mengalami musibah ini
karena kamu tidak berhati-
hati. Oleh karena itu, kalau
berjalan harus hati-hati,” kata
anak tersebut. kepada
seorang anak lain yang terkilir kakinya. Pada suatu hari, anak itu
berjalan-jalan di pinggir hutan.
Matanya tertuju pada
sekelompok lebah yang
mengerumuni sarangnya.
“Wah, madu lebah itu pasti sangat manis. Aku akan
mengambilnya. Aku akan
mengusir lebah-lebah itu !” Ia
pun mengambil sebuah galah
dan menyodok sarang lebah
itu dengan keras. Ribuan lebah merasa terusik dan
menyerang anak itu. Melihat
binatang kecil yang begitu
banyak, anak itu lari terbirit-
birit. Lebah- lebah itu tidak
membiarkan musuhnya pergi begitu saja. Satu …dua …tiga,
lebah-lebah menghajar dengan
sengatan.
“Aduh …..tolong ….. !” Byur !
Anak itu menceburkan
dirinya ke sungai. Tak lama kemudian, lebah-lebah itu
pergi meninggalkan anak itu
yang kesakitan. “Mengapa Ayah tidak
menolongku ? Jika Ayah
sayang padaku, pasti sudah
berusaha menyelamatkanku.
Semua ini salah Ayah!”
Ayahnya diam sejenak, lalu mengambil selembar kertas
putih. “Anakku, apa yang kamu
lihat dari kertas ini? Itu hanya
kertas putih, tidak ada
gambarnya,” jawab anak itu.
Kemudian, ayahnya mentoreh
di kertas putih dengan sebuah titik berwarna hitam. “Apa yang kamu lihat dari
kertas putih ini? Ada gambar
titik hitam di kertas putih itu!
Anakku, mengapa kamu
hanya rmelihat satu titik
hitam pada kertas putih ini? Padahal sebagian besar kertas
ini berwarna putih. Betapa
mudahnya kamu melihat
kesalahan Ayah! Padahal
masih banyak hal baik yang
telah Ayah lakukan padamu.” Ayahnya berjalan pergi
meninggalkan anaknya yang
duduk termenung.

Istigfar dan wiper


Ketika hujan turun, kaca
mobil kita akan terbasahi
dengan butiran-butiran air
hujan yang jumlahnya
mungkin jutaan. Dengan
jutaan butiran air hujan itu kaca mobil kita menjadi
buram, pandangan mata kita
ke jalan jadi kabur. Namun
demikian, kita pun secara
refleks memegang tuas atau
tombol penggerak wiper.
Semakin deras hujan maka
akan kita stel wiper dengan
kecepatan yang lebih tinggi.
Dengan wiper, maka guyuran
butiran air hujan pun dapat
tersapu dan tersingkirkan dari kaca mobil, sehingga kita pun
dapat melihat jalan di depan
kita. Jalan yang tadinya
terlihat buram, sedikit dapat
terlihat, sehingga kita pun
dapat menjalankan mobil dengan baik. Begitu juga dengan istigfar.
Istighfar dapat membersihkan
dosa-dosa kita dan sekaligus
juga kita bisa menatap masa
depan dengan lebih terang dan
tenang, sehingga mempengaruhi cara berpikir
kita. Semakin banyak
beristigfar maka semakin
bersihlah diri kita, sehingga
kita pun semakin luas
pandangan ke depan. Rasulullah SAW saja, manusia
suci yang sudah dijamin
masuk surga beristighfar lebih
dari 70 kali dalam sehari (HR.
Bukhari).
Bisa bayangkan kalau wiper itu tidak kita nyalakan.
Tentunya mata kita tidak bisa
melihat jalan ke depan dengan
jelas karena terhalang oleh
butiran air hujan. Begitu pula
dengan istigfar. Bagaimana kalau seandainya istigfar
tidak pernah kita kerjakan,
maka tentunya makin
tertutuplah mata hati kita.
Semakin kita lupa istigfar,
maka semakin bertumpuklah dosa-dosa kita. Dan yang lebih
dari itu adalah pandangan kita
semakin tertutup oleh nafsu
kita sendiri. Sehingga kadang-
kadang kita pun susah
berpikir dengan jernih. Dengan tidak kita nyalakan
wiper, sementara mobil tetap
kita jalankan maka besar
kemungkinan kita akan
menabrak semua yang ada di
depan dan di kanan kiri jalan. Pohon-pohon akan tertabrak,
begitu juga warung-warung
di pinggir jalan, ataupun
pengguna jalan yang lain pun
bisa tertabrak. Singkatnya,
orang lain di pinggir jalan yang tidak bersalah bisa kena
getahnya dengan ulah kita itu.
Bisa banyak korban
berjatuhan karena kesalahan
kita. Maka sungguh beruntung
orang-orang yang senantiasa
gemar beristighfar, karena
dengan istighfar Allah SWT
akan memberi ampunan
terhadap dosa dan kesalahan kita. Dan barang siapa yang
mengerjakan kejahatan dan
menganiaya dirinya,
kemudian ia mohon ampun
kepada Allah, niscaya ia
mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS.4.110) Begitulah istigfar dan wiper,
keduanya sama-sama
membersihkan. Semoga Allah
SWT selalu menjadikan kita
sebagai hamba yang gemar
beristighfar. Amin..

Sabtu, 27 Oktober 2012

Cerita Renungan : Dibalik Sebutir Nasi

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... “Sesungguhnya mubadzir ( pemborosan ) itu saudara-saudara syaithan”. (Isro' / 27)

Sahabat yang dicintai Allah SWT, terfikirkah oleh kita bahwa ketika sebuah hidangan telah siap di meja dan siap untuk kita nikmati, ada sekian banyak faktor pendahulu yang mesti menjadi renungan bagi kita semua agar rasa syukur kita kepada Allah SWT makin terasah dan berkualitas.

Ada sekian banyak petani yang banting tulang peras keringat untuk membajak, menanam dan mengairi sawah untuk sepiring nasi dan semangkuk sayur kita, ada para peternak yang dengan penuh kesabaran memelihara hewan ternaknya untuk sekerat lauk buat kita, ada sekian banyak kuli panggul, tukang masak, dan para buruh lainnya yang siap memberikan pelayanan untuk kepuasan kita. Dan masih banyak faktor lain yang perlu kita cari dan kita renungkan.

berikut ini kisah yang akan memicu kita menjadi hamba yang sangat mensukuri nikmat Allah SWT.

Dikisahkan di sebuah kerajaan kecil,sang raja mempunyai seorang putra yang sangat di manjakan. Merasa sebagai anak semata wayang sekaligus putra mahkta kerajaan,dia tumbuh menjadi remaja yang urakan,tidak tahu sopan santun dan tidak mau menghargai Orang lain.

Ia bahkan suka melecehkan para pengasuhnya. Karena itu, pangeran kecil ini di benci dan di hindari oleh para pengasuh maupun pegawai istana lainnya.

Walau di benci dan di jauhi,pangeran kecil ini masih punya satu-satunya sahabat seusia yang setia kepadanya, yaitu si bocah laki-laki anak dari si juru masak istana. Si bocah tinggal di bangunan kecil jauh di belakang istana kerajaan. Karena dilarang menginjakkan kakinya ke dalam istana, maka sang pangeran kecillah yang biasanya datang bermain ke rumah si bocah.

Suatu hari, pangeran kecil meminta bocah untuk menemaninya makan siang di ruang makan istana. Bukan menemani makan, tetapi berdiri manis menunggui sambil melihat sang pangeran makan.

Sesaat sebelum makan, pangeran kecil terlihat menundukkan kepala sambil mulutnya berkomat-kamit seolah sedang berdoa. Sejenak kemudian, pangeran kecil mulai melahap hidangan yang tersaji di meja makan. Semua jenis makanan yang enak, enak dan mahal dicicipi. Sang Pangeran bersantap sambil bertingkah seperti orang yang sedang kelaparan dan ingin menghabiskan semua makanan di atas meja. Kadang ia hanya mencuil dan menggigit makanannya, lalu memuntahkan dan membuang sisanya di meja.

Meja makan jadi berantakan dan sisa-sisa makanan berserakan di mana-mana. Sang pangeran seperti sedang mengolok-olok sahabatnya yang hanya berdiri memandanginya.

Tapi bukannya merasa dihina, si bocah kecil itu malah tersenyum-senyum sedari tadi.

Pangeran kecil pun jadi tersinggung dan marah melihat kelakuan sahabatnya. “Hai… apa yang kamu tertawakan? Beraninya kamu tertawa seperti itu dihadapanku ? Kamu iri melihat aku makan enak?” teriak pangeran kecil. “ tidak, tidak ada apa-apa…,” jawab si bocah. “kalau tidak ada apa-apa, mengapa kamu tertawa ? Apanya yang lucu ?” tanya sang pangeran sengit.

” Pangeran jangan cepat marah. Hamba sungguh senang dan tidak menyangka sama sekali, bawa seorang pangeran pun ternyata juga berdoa sebelum makan. Apa yang pengeran ucapkan dalam doa tadi?” tanya si bocah.

“Walaupun aku seorang pangeran, aku juga orang beragama. Di agamaku sejak kecil diajarkan, supaya setiap hendak makan mengucapkan doa terimakasih kepada yang maha kuasa, atas pemberian makanan yang dihidangkan untukku,” jelas sang pangeran dengan bangga. Si bocah kecil tetap saja tersenyum-senyum.

Tapi kali ini ia berani berkata demikian,” menurut pendapat hamba yang mulia, rasa syukur dan terimakasih itu akan lebih berarti bila ditujukan juga kepada orang-orang yang telah menyediakan semua bahan makanan, dan memasak hingga tersaji hidangan di meja ini,” kata si bocah.

”Lihatlah sisa makanan yang berceceran di piring dan meja itu. Perlu berapa orang untuk membuat itu semua?” “apa maksud kata-katamu itu ? Aku kan seorang pangeran yang boleh berbuat apa saja sesuai kehendakku…” kilah sang pangeran.

Tanpa banyak mendebat si bocah tadi mengajak Sang Pangeran menuju ke dapur istana untuk melihat para pekerja dapur yang begitu sibuk menyiapakan makanan serta membuat berbagai
macam masakan.

Saat mereka berkeliling, dari pintu belakang istana tampak seorang petani sedang membawa sekarung beras sebagai hantaran wajib ke istana.

Pangeran kecil menyapa si petani bak seorang raja yang berkuasa,

”hai…paman…terima kasih atas persembahanmu, bagaimana panen padi kali ini?” tanya sang pangeran berlagak bijak.

”panen kali ini buruk sekali,Tuan,”jawab si petani ketakutan.”sudah tiga bulan kami bekerja keras, dari membajak, menanam, mengairi sawah sampai memupuk tanaman, tapi hasilnya sia-sia . Sawah ladang dihancurkan tikus dan hama wereng. Jadi, ampuni kami karena hanya mampu mempersembahkan sekarung beras ini, hanya itu yang kami punya. Karena kami pun belum tahu bagaimana memberi makan anak istri kami,” ujarnya sambil menghela nafas panjang.

Mendengar jawaban itu, pangeran kecil tesentak dan baru tersadar. Ternyata rakyatnya sangat menderita dan terancam kelaparan.Sementara dirinya malah menyia-nyiakan dan membuang-buang makanan yang begitu beharga.

Sang pangeran kecil kemudian lari meninggalkan tempat itu karena merasa malu pada diri sendiri. Sejak peristiwa itu, tingkah laku pengeran kecil berubah total. Ia menjadi anak yang sopan dan mau menghargai orang lain. Setiap kali makan, ia selalu mengingatkan dirinya sendiri, ”jangan sisakan sebutir nasipun di piringmu…!”

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS 14:7)

Mulai saat ini jika masih ada tersisa hidangan di piring kita, ingatlah masih ada jutaan saudara kita yang masih kekurangan gizi dan makan.

Kisah Pemuda Miskin dan Gadis Kaya

Kisah cinta itu banyak sekali didunia ini,bro.Kita tidak bisa menyelami semuanya untuk mengetahui makna cinta yang sebenarnya.
Kita tidak pernah bisa tau bagaimana masa depan akan merubah seseorang.Setiap hidup,ada garis takdir yang terus berjalan,seiring nafas kita bekerja.Setiap manusia tidak hidup dari sesuatu yang tidak bertujuan.Kisah renungan yang sangat bagus ini bisa masbro baca untuk menambah motivasi masbro.

Seorang Pemuda miskin mencintai seorang gadis kaya. Suatu hari Pemuda itu nembak si gadis


Gadis itu berkata, "Dengar ya, gaji bulanan Anda sama dengan pengeluaran harianku..!

Haruskah aku pacaran dengan Anda? Aku tidak akan pernah mencintai Anda. Jadi, lupakan diriku dan pacaran dengan orang lain yang setingkat dengan Anda"

Tapi entah kenapa si Pemuda tidak bisa melupakannya begitu saja.

10 tahun kemudian, mereka bertemu disebuah pusat perbelanjaan.

Wanita itu berkata, "Hei Kamu!! Apa kabar? Sekarang aku sudah menikah. Apakah kamu tahu

berapa gaji suamiku ? Rp.20 juta perbulan! Dapatkah kamu bayangkan ? Dia juga sangat cerdas"

Mata Pemuda itu berlinang air mata mendengar kata-kata wanita itu,

Beberapa menit kemudian suami wanita itu datang. Sebelum wanita itu bisa mengatakan sesuatu,

suaminya berkata :"Pak...?! Saya terkejut melihat Anda disini. Kenalkan istri saya."

Lalu dia berkata kepada istrinya, "Kenalkan Bossku, Boss masih lajang lho..

Dia mencintai seorang gadis tapi gadis itu menolaknya. Itu sebabnya dia masih belum menikah.

Sial sekali gadis itu.. Bukankah sekarang tidak ada lagi orang yang mencintai seperti itu??. "

Wanita itu merasa terkejut dan malu sehingga tidak berani melihat kedalam mata si Pemuda

Kadang orang yang kita sakiti dan kita hina jauh akan lebih sukses dari pada yang kita bayangkan ... Setelah semua terjadi timbullah sebuah penyesalan dari dirinya ...

Kadang orang yang di hina akan memakai hinaannya untuk mengapai sebuah kesuksesan ...

Ini hanya sebagian cerita kehidupan nyata
Bukan harta yang akan membuat kita bahagia
†αpï bersyukurlah yang membuat kita bahagia!!!

Seperti biasa masbro,setelah membaca artikel diatas,saya mengajak masbro membaca tentang 15 kesalahan dalam cinta yang seringkali terjadi bagi para remaja.Semoga artikel diatas dapat memginspirasi masbro agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Jumat, 26 Oktober 2012

cerpen: Semua Tentang kita

Namaku natasya, aku pernah mencintai seseorang dengan tulus. Tapi, semua ketulusan cintaku padanya berakhir sia-sia.
“Natasya, jangan sedih terus dong. Senyuum.” kata sahabatku dewi sambil mencari tisu di meja rias kamarku
“gue gak bisa dew, gue ga terima dia ninggalin gue, pergi gitu aja tanpa pamit.”
Arya adalah seorang cowok yang sangat aku sayangi, dia pergi meninggalkanku tanpa alasan. Akupun baru tau kepergiannya setelah sehari dia pergi. Dia juga tak pernah mengabariku kenapa ia pergi. Yang ku tau, Arya harus meninggalkan sekolah lamanya bersamaku karna dia di tuntut kedua orang tuanya untuk tinggal di pesantren , tepatnya di daerah lampung. Akupun terpukul mendengarnya.

“sya, lo gak bisa terus-terusan mikirin arya kaya gini. Dia itu gamau bilang kepergiannya karna dia gamau liat lo sedih. Coba kalo dia tau lo sedih kaya gini. Gimana sya.”
“tapi gue kecewa banget wi, lo ga ngerti perasaan gue.”
Sehari sebelum arya pergi, teman-teman sekelasku sebenarnya sudah tau akan kabar bahwa arya akan pindah dari sekolah. Tapi arya melarang mereka semua untuk memberitahuku dan merahasiakan semuanya. Ini juga karena arya gak ingin buat aku bersedih. Tapi justru malah sebaliknya .

***

Seminggupun berlalu, aku masih belum bisa menerima semua ini. Disekolah rasanya sepi tak ada arya di sisiku yang biasanya setiap hari menyapaku, tertawa bersama. Arya juga tak pernah mengabariku dia menghilang begitu saja. Sampai sekarang aku belum bisa memaafkannya sebelum aku tau alasannya mengapa dia tak memberitahuku tentang kepergian dan kepindahannya ke lampung. Aku mencoba melupakannya tapi aku tak bisa, perasaan ini menyiksaku. Semakin aku mencoba melupakannya, semakin aku tak bisa menghapus kenangan Arya dari hatiku.
“sya, maafin gue ya gue gak bilang sama lo . sebenernya gue udah tau Arya mau pindah dari sekolah, tapi Arya ngelarang gue buat bilang sama lo, katanya dia gak mau buat lo sedih. Lo pasti bisa dapetin yang lebih dari dia. Itu pesan arya buat lo.” Kata eza sahabatnya arya.
Saat eza bilang semua itu kepadaku entah mengapa, hatiku gak bisa menerimanya. Aku menyayangi arya, hanya arya yang selalu ada di hatiku, dan dia yang terbaik untukku. Itu menurutku.
“lo jahat za, kenapa lo gak bilang sama gue dan harusnya lo tuh ngerti.”
“iya, maafin gue sya. Gue salah, tapi mau gimana lagi arya udah pergi dan asal lo tau sya. Dia sayang banget sama lo. Dia sebenernya gamau pindah, tapi karna desakan orang tuanya dia pindah ke pesantren.”
“ gue kecewa za sama dia. Kenapa dia gak bilang dari awal?”kataku lemas
Aku meninggalkan eza yang masih diam membisu diambang pintu kelasku. Aku gak mau mendengar semuanya lagi. Aku udah cukup kecewa dengan semua ini. andaikan waktu bisa berhenti berputar untuk saat ini, aku ingin kembali dan melihat arya untuk terakhir kali.
***

Pagi hari di kelas,
Seiring berjalannya waktu meskipun arya tak pernah mengabariku, dan mungkin dia sudah lupa denganku. Yaa, begitupun aku masih terus mencoba melupakannya. Hari-demi hari kujalani semuanya seperti normal dulu sebelum arya pindah dari sekolah ini. Aku hanya bisa mencoba untuk ikhlas dengan yang ku jalani sekarang. Andaikan ini semua mimpi, aku tak mau ini semua akan terjadi. Tetapi apa daya semuanya bukan mimpi, ini nyata.
“sya...” panggil seseorang dari tempat duduk belakang dan ternyata itu eza , dia berjalan menghampiriku
“apaan za?’’ kataku
“sya, kemaren arya chat gue nanyain lo.”
“terus?”
“kok terus?”
“iyaa, terus kenapa? Apa urusannya sama gue?”
“adalah ”
“apaan?” tanyaku sinis
“dia masi nungguin lo.”
“oh.” Jawabku singkat
“dih ngeselin nih anak, emang lo gamau tau kabarnya dia?”
“ah gatau gue, gue bingung sama dia , dia bilang sayang sama gue tapi apaan ninggalin gue gitu aja dan udah seminggu lebih gue gatau kabarnya.”
“yaa lo tanya lah kabarnya gimana?”
“ngapain ah za, gue cewek gengsi kali nanya ke cowo duluan.” Kataku agak jengkel
“gue bingung ama lo berdua, lo sama arya sama-sama sayang, tapi gak ada yang mau mulai duluan. Gimana kalian mau jadian kalo sama-sama gengsi. Cinta, tapi munafik. ”
“harusnya dialah, minta maaf enggak , kabarin gue juga enggak. Kalo gue disuruh milih untuk kenal sama dia atau gak, gue akan lebih milih enggak dari pada gue harus sakit hati kaya gini akhirnya...gue malah kecewa banget.”
“yaaa, kemaren dia nanyain kabar lo, ya gue jawab lo sedih banget dia pindah.”
“lo jujur amat si za, aaaah tau deh.”
***

Hari terus berganti, meninggalkan semua kisah yang ada begitupun kisah ku dengan arya , aku bertekat untuk melupakannya. Aku udah cukup kecewa dengan semua ini. Setiap kali aku berdoa, mendoakannya untuk kembali bersama ku lagi seperti dulu tapi itu semua tak mungkin. Aku memang mencintai arya, tetapi tak pernah arya jujur akan rasa sayang dan cintanya kepadaku, selalu eza yang bilang kepadaku setiap kali arya curhat kepadanya. Aku bingung dengan semua ini, mencintai seseorang tanpa sebuah kepastian yang pasti.
Tuhan..... jika memang dia yang terbaik untukku, jagalah dia disana tuhan...
Jagalah hatinya untukku, dan jagalah hatiku untuknya...
Aku disini hanya bisa mendoakannya, melihat nya dari kejauhan...
Ini berat untuk ku jalani Tuhan... jauh dari seseorang yang aku sayangi.....
Aku menyayangi dan mencintainya... tabahkan hatiku Tuhan...
Tuhan .. hanya satu pintaku, jagalah iya saat aku jauh dari sisinya.... :’)
Setiap malam setiap ada kesempatan aku berdoa dan menangis, akankah cintaku padanya akan kembali seperti dahulu menjalani hari-hari dengan penuh canda maupun tawa. Cinta ini membunuhku...kau adalah mimpi takkan pernah ku gapai.
***

Sebentar lagi liburan semester tiba, 6 bulan sudah berlalu. Sebenarnya momen-momen itulah yang selama ini ku tunggu. Karna liburan sekolah Arya pasti pulang ke Jakarta dan ada kemungkinan kita akan bertemu lagi. Tetapi , mendengar kabar kalo Arya pasti akan pulang ke Jakarta hatiku biasa saja. Tidak ada getaran-getaran seperti dulu saat aku bersamanya, mungkin karena selama 6 bulan ini aku sudah terbiasa tanpanya, yaa meskipun awalannya aku sangat terpukul dan kecewa juga sedih. Tapi sekarang aku sudah mempunyai seseorang yang bisa menggantikan hati Arya di hatiku yaitu Aka sudah 6 bulan juga aku mengenalnya. Aka datang di kehidupanku ketika hatiku sedang hampa dan kosong tanpa arah. Dia menyembuhkan luka di hatiku, awalnya aku memang tak bisa melupakan Arya karna bagaimanapun juga Arya akan selalu tinggal di hatiku. Saat kepergian Arya, Aka lah yang selalu menemani hari sepiku selama 6 bulan aku mengenal Aka, bagiku dia adalah seorang cowok yang baik , pengertian, dan sabar. Sudah 3 kali Aka menyatakan perasaannya padaku , tetapi tak pernah ku jawab aku hanya bilang kepada aka kalo aku masih mengejar sesuatu. Aka pun mengerti, walaupun dia tak pernah tau aku masih menunggu seseorang , yaitu Arya. Dan Aka masih setia menunggu hatiku. Dan akupun janji akan menjawabnya, aku menerima cintanya atau tidak saat ulang tahun Aka nanti.
***

Pagi di sekolah,
“besok kita bagi rapot sya.” Kata dewi sahabatku
“iya , gue takut nih jadinya masuk jurusan apa wi.”
“udah yakin lo pasti IPA. “
“yaa mudah-mudahan aja kalo kita bisa satu kelas lagi, lo IPA dan gue juga.”
“amiin.”
“haaai semua.” Sapa eza sambil duduk di sebelahku
“apaan si za, JB JB aje.” Kata ku
“hahaha.... lagi ngomongin apaan si? Serius amat?” eza tertawa pelan
“jurusan za...” kata dewi
“oh gitu yaa... lo pasti mah IPA, kalo gue sih maunya IPS.”
“yaa amin-amin mudah-mudahan kita masuk yaa.” Kataku
“iyaa amin .” kata mereka berdua
“eh sya, btw gimana perasaan lo sekarang sama Arya?”tanya eza kepadaku
“yaaah, lo ngomongin Arya lagi.” Jawabku lemes
“dia selau nanyain keadaan lo sama gue sya, ya gue jawab lo baik. Arya juga bilang kenapa dia gak nembak lo. Katanya dia , dia gamau nyakitin lo lagi emangnya lo mau pacaran jarak jauh sama Arya? Arya takut lo nolak dia, kalopun lo nerima dia, kasian elo nya arya gak pernah ada di samping lo . lo tau kan pesantren gimana? Dia pulang juga pas liburan.”
“yaaa.. gue tau. Status menurut gue gak penting. Yang gue mau komitmen za. Kepastian. Dia sayang sama gue tapi dia gak pernah bilang ataupun jujur sama persaannya sama gue. Gimana gue mau percaya sama dia, bisa aja kan dia pacaran disana atau udah punya cewek pengganti gue? Gue yakin za. lagian 6 bulan udah berlalu. Gue mungkin bisa lupain dia, tapi gue gak akan bisa ngelupain semua kenangan tentang kita”
“oh iya, liburan dia kesini sya. Dia pengen ketemu sama lo.”
“gue gamau lah za, udah cukup yang dulu2 gue gamau nantinya keinget dia lagi. Sekarang gue udah punya yang lain, meskipun gue belum jadian sama dia. Tapi kita udah deket semenjak Arya ninggalin gue.”
“siapa?” tanya eza
“aka namanya za, dia ganteng putih jago main basket dan juga jago futsal.” Kata dewi yang menambah pembicaraan suasana menjadi semakin hangat
“serius lo sya?” tanya eza tak percaya
“iya, gue serius dan suatu saat kita pasti akan jadian.” Kataku padanya
“jujur nih gue sya sama lo Arya disana banyak yang nembak dan banyak yang sukain. Lo mau tau semua cewek yang nembak dia banyak, terus dia tolak. Adapun anak SD nembak dia, dan katanya mirip sama lo.”
“terus di terima?” kata dewi sahabat ku, yang duduk di sampingku sembari membaca novel
“gue belom tau kabarnya. setau gue sih dia belum jawab mau nerima tu cewek apa enggak.”
# Bel pun berbunyi
***

Pagi hari,
Hari ini adalah hari yang ku tunggu-tunggu mama ku sudah bersiap-siap untuk mengambil rapotku. ketika sampai di sekolah , aku berpapasan dengan eza. eza tak melihatku mungkin dia gak sadar seseorang yang berpapasan dengannya itu aku. Setelah pembagian hasil rapot selesai ternyata alhamdullilah akhirnya aku masuk jurusan IPA, jurusan yang selama ini aku cari dan sudah aku rencanakan.
“sya, tar abis bagi rapot main yuk.” Kata sari teman dekatku
“okeey, siapa aja?” tanyaku
“banyak lah. Pokoknya.”
“okedeh.”
“lo udah bagi rapot?” tanyanya
“udah nih,”
“wesss... ipa nih ye. Slamet yaa.”
“lo emang belom?” tanyaku
“belom, tar abis ini.”
“oh okey, emng kita mau main apa?”
“main UNO aja, hehe lo bawa uno?”
“kagak sii, yaudah gue balik dulu yaa..tar samper gue aja.”
***

Siang hari,
“natasya, ayok berangkat main.. anak-anak udah pada ngumpul. Jangan lupa uno nya.”
Aku naik motor di jemput oleh teman dekat ku sari. Setelah beberapa menit sampai di rumah sabi, akhirnya kita semua main UNO
“sabi, si eza gak dateng?”
“gatau sya, katanya mau pergi.”
Sabi adalah teman deketku juga , karna rumahnya adalah basecame kami, tempat kami berkumpul dan bercanda bareng
Tak lama sambil kita memainkan UNO , ada suara motor berhenti di rumah sabi. Ici temen ku keluar dan membuka pintu. Ku lihat dari arah jendela ternyata eza, tetapi disana ada seseorang lagi. Memakai helm dan sepertinya aku mengenalnya, Cuma dari jendela tidak terlalu kelihatan. Seseorang itu melepas helm nya dan ternyata... OMG ! batinku...... ternyata seseorang itu adalah...
“sya, ada Arya tuh.”
“hah ? serius lo sab?”
“iya serius gue, tuh anaknya kesini kan.”
Oh Tuhaan.... apa salahku, aku tak ingin bertemu dengannya. Tetapi sekarang kita malah di pertemukan. Apa ini takdirku Tuhan.. untuk bertemu dia lagi. Deg..... tiba-tiba saja terasa jantungku berhenti, getaran ini sudah lama tak kurasakan. Sangat berbeda sekali bila aku dekat dengan aka, tidak ada getaran seperti ini. ada apa ini?” batinku
“sorry sya, dari awal kita semua sudah ngerencanain ini, untuk nemuin lo sama Arya.”
Aku dan arya hanya tersenyum tipis. Tapi aneh sikapnya Arya, dia bener-bener berubah. Dia tak menyapaku. Bahkan menegurku itupun tidak. Apa yang terjadi Tuhan batinku. Apa dia sudah menemukan yang lain? Entahlah.... selama kita semua ngobrol, tetapi aku dan arya tidak juga saling tegur sapa, kenal.. tapi kaya ga kenal.. Arya seperti orang asing dalam hidupku.
“sya, arya kalian berdua diem aja..” ledek mereka
“ayodong kangen-kangenan apa kek gitu?” kata ici teman dekatku yang juga ikut meledek
“tau lo ya, udah ada orangnya malah di cuekin. Giliran ga ada malah nyariin.”ledek eza
“apaansih lo za, gajelas.” Jawabku sinis
“yee lo berdua tuh cinta, tapi munafik. Sama-sama cinta tapi malu-malu gak ada yang mau mulai duluan. Gininih jadinya cuek-cuekan kalo ketemu.”
Kenapa harus gue yang mulai duluan apa musti gue yang negur duluan? Siapa yang buat salah ? gue kah? Atau dia? Yang ninggalin gue siapa? Yang buat gue sedih siapa? Yang buat gue kecewa dan sakit hati siapa? Harusnya lo sadar Arya ! batinku meringis.
“yaudah lah za, kalo mereka emang mau diem-dieman.” Kata sabi
Aku hanya tersenyum ke arah mereka yang menatapku juga Arya. Setiap kali aku memergoki arya melirikku, dan aku juga meliriknya batinku nangis apa iya arya gak kangen sama aku, atau minta maaf? Tapi apa nyatanya... itu tidak sama sekali !! yang ku lihat dari sorotan matanya masih ada cinta dan rindu dihatinya. Akupun merasakan itu. Tatapannya, masih seperti dulu, dingin tetapi penuh arti dari sorotan matanya penuh keteduhan. Andai saja tatapan ini bisa membunuh, mungkin aku sudah terkapar olehnya.
Akhirnya kita semua main UNO , mainan yang biasa kita mainin kalo gak ada mainan yang bisa dimainin . kita anak SMA tetapi masih main kartu UNO, yaa walaupun UNO buat semua umur. Eza pun membagikan kartu UNO nya. Dan kita semua main. Ternyata seiring berjalannya waktu, pertama sari keluar menang, disusul sabi, disusul eza, dan yang terakhir ici, yang salalu main UNO keringetan. Main UNO aja kok keringetan? Dan yang tersisa hanya aku dan aray. Permainan semakin menegang. Belom ada kepastian siapa yang menang aku ataupun aray.
“ayodong menangin sya.” Teman-temanku menyemangatiku. Begitupun aray yang sibuk dengan kartu-kartunya .
“udeh lo pasti menang deh ray.” Kata eza yang malah membela aray di banding aku
“eh belom tentuu.” Kataku , daaaannnn.....
“UNO ! “ aray mengucapkan kata itu bentar lagi dia menang karna kartunya tinggal satu 4+ ternyata.”
aku pun kalah saat permainan itu. Tapi taapalah ini hanya sebuah permainan, akhirnya kita semua tertawa bersama.
bahagia itu sederhana ... walaupun aku dan aray tak saling tegur sapa bahkan saat bermain aray tak juga menatapku. Tetapi dengan melihat aray tersenyum atas kemenangannya padaku. Aku sudah senang.” #Bahagiaitusederhana aku mungkin saja melupakanmu ketika kau pergi, dan jauh disana..tetapi cinta, perasaan kembali ada ketika kau datang
waktu sudah menunjukan pukul 4 sore. Karna hari sudah sore akhinya kita semua memutuskan untuk pulang. Pertemuan yang sangat singkat antara aku dan juga Aray. Sampai pulang kita berdua juga gak ngobrol dan saling cuek-cuekan. Yaa... itulah aray dingin dan sangat cuek
***

Malam ,
Aku masih teringat pertemuan singkat tadi siang. Ini semua seperti mimpi ataukah aku bermimpi?? Sambil memeluk boneka dan tepar di atas kasur aku memutar kembali saat 6 bulan yang lalu , saat aray meninggalkanku, dan pergi begitu saja tanpa kabar. Dan sekarang dia ada disini menemuiku. Aku tak mengerti apa maksudnya
dret.. dret... ponselku bergetar, tanda sms masuk dan ternyata itu dari Aka.
“natasya.. malem.. apa kabar?”
“hei, baik kok Aka.”
“oh gitu syukur deh.”
“besok bisakan dateng kerumah Aka sya?”
Ya Tuhan.. aku lupa besok tanggal 26 adalah hari ulang tahunnya Aka. Untung saja aku sudah menyiapkan kado untuknya jauh-jauh hari.
“okey, besok natasya dateng kok.”
“mau aka jemput?”
“okeh” diakhiri percakapan pendek itu di sms dan akupun tertidur
***

Esok hari,
Jam 10:00 aka sudah sampai di depan pager rumahku. Aku pun pergi kerumahnya di boncengin naik motor satria nya. Di perjalanan dan di pikiranku kosong, entah apa yang aku fikirkan dan akhirnya setelah beberapa menit di perjalanan kita pun sampai di perumahan blok A rumahnya Aka, disana sudah banyak temen-temennya yang berkumpul. Juga sahabat ku putri.
“ka. Ini kado buat kamu.”
“yaampun natasya, pake repot-repot.”
“yaa.. gpp kkok.”
Kado yang aku berikan untuk Aka adalah angsa-angsaan biru hasil karya ku sendiri, juga striminan yang bertulisan namanya dan hari ulang tahunnya
“Heemm ikut aku bentar yuk,” tanganku di gandeng aka ke arah taman komplek dekat rumahnya. Aku tak mengerti apa maksudnya. Terlintas tiba-tiba di fikiranku. Aku lupa kalo aku berjanji akan menjawabnya iya atau tidak untuk menjadi pacarnya.
“heem.. mau ngapain ya ka?” tanyaku terbata-bata aku masih tidak tau harus menjawab iya atau tidak untuk menerimanya.
“adadeh.” Jawab aka
Sesampainya di taman yang indah dan penuh bunga berwarna-warni disana terpampang bunga matahari yang menjulang tinggi juga pohon anggur di sekeliling taman. Di temani teman-teman aka juga putri sahabatku. Karna dialah aku bisa kenal dengan aka, setelah kepergian Arya 6 bulan yang lalu. Di tengah lapangan Aka melepaskan gandengannya.
“natasya, bagaimana dengan jawaban kamu ?”
“jawaban? Jawaban apa?” aku pura-pura tak ingat
“jawaban, apa kamu nerima aku? Atau tidak.”
Jleeeeeeebbbbb................
Ternyata Aka benar menagih janji itu. Aku tak tau kenapa bisa jadi begini. Awalnya aku memang sudah hampir bisa MOVE-ON dari arya, tapi apa? Arya datang kembali di kehidupanku. Menemuiku walaupun itu tidak sengaja bertemu. Tapi apa daya, Aka cowok yang selama ini 6 bulan aku gantungi perasaannya masa iya aku tolak. Cinta diantara dua hati itu tidak mungkin! Aku mencintai arya juga aka..
“natasya, kok diem?” tanya aka
“hah? Iya...apa?” kataku terbata-bata
Temen-temen aka yang menonton dan menyaksikan itu mereka semua menyoraki kita berdua... terima...... terima....... aku bingung saat itu.
“kamu nerima aku atau tidak natasya... aku sayang kamu.” Di raih nya tanganku
Setelah beberapa menit aku berfikir, akhirnya
“iya Aka, Aku terima.”entah apa yang ku fikirkan tak sengaja aku mengucapkan kata-kata itu, terlambat sudah......
Yeeeeyyyy jadiaaaaan sorak mereka tambah ramai. Orang-orang yang ada di area taman bingung karena saat itu teman-temannya aka berisik dan rame. Meskipun saat itu aku malu. Aku memutuskan untuk menerima aka karna aku juga suka sama dia , walaupun aku masih mengharapkan arya untuk menjadi kekasihku. Tapi itu semua tidak mungkin , arya hanyalah mimpi bagiku takkan pernah ku memilikinya.
“makasih natasyaaaa..... ini boneka taddy bear buat kamu”
“iya... makasih yaa aka.”
Aku tak menyangka akhirnya aku jadian juga sama aka, bertepatan dengan ulang tahunnya. Dia memberiku boneka taddy bear berwarna warna pink, Teman-teman aka juga memberi memberi selamat ke kita berdua. Taman itu menjadi saksi cinta kita berdua.
***

Kejadian kemarin telah berlalu. Kini aku sudah menjadi milik orang lain . aku mungkin bisa belajar untuk menyayangi aka, namun mungkin tak sepenuhnya karna aku masih mengharapkan cintanya arya entah sampai kapan.
Baru sehari kami berdua jadian, berita itu sudah menyebar sampai ke kuping teman-temanku terutama arya. Arya sudah mengetahui kalo aku sudah jadian , arya pun syok mendengar kabar tersebut yang datangnya dari eza. Eza adalah sahabatku sekaligus sahabat dan teman curhatnya arya . jadi apapun yang terjadi denganku pasti eza tau, dan bakal lapor ke arya.
Ponselku tiba-tiba berdering , ternyata ada tlp dari ici sahabatku.
“halo?” sapanya
“iya ci, tumben tlp ada apa?” tanyaku
“gpp, Cuma mau mastiin aja.”
“apa?”
“lo beneran jadian sama aka? Cowok yang sering lo ceritain itu ke gue?.”
“iya ci.”
“selamet ya sayang.”
“eh iya makasih.”
“oh iya, arya udah tau lo jadian?”
“udah, sepertinya dari eza.”
“iya, gue juga tau dari si eza . Kirain itu boongan ternyata beneran.”
“iya, itu semua bener. Gue jadian kemaren tanggal 26 pas ulang tahunnya ci.”
“hmmm... lo udah tau kalo arya nyusul jadian setelah lo jadian sama aka?”
“apa..?” Aku tersentak kaget . tak sengaja ponselku ku banting ke arah tempat tidur, dan untungnya tidak ke lantai, ku ambil lagi dan kudengarkan apa yang sebenarnya terjadi.
“halo sya?”
“ya maaf, tadi hp gue jatoh. Gue kaget abisnya.” Jantungku tiba-tiba saja terasa sesak dan sakit entah kenapa , aku tak mengerti
“jadi gini, hari ini arya jadian sya”
Deeeg......serangan itu kembali ada
“gak, gue gak tau? Emang dia hari ini jadian? Sama siapa?
“sama anak sana yang katanya mirip sama lo, namanya evina.”
“evina? Semoga dia bahagia.” Ku akhiri percakapan itu , walau singkat tapi menyakitkan bagiku.
sungguh aku tak percaya, dan hari ini tanggal 27, ternyata hari ini jugalah arya jadian sama pacarnya evina. Aku tak mengerti apa maksudnya aray dengan semua ini. Ataukah evina yang katanya mirip denganku itu Cuma sebagai pelampiasannya saja?ataukah arya bener-benar menyayanginya? Entahlah.
Kini semuanya tlah berakhir, meskipun aku tak mengerti jalan fikirannya arya. Tetapi aku yakin, dihati kecilnya arya meskipun sedikit saja, dia masih menyisihkan tempat untukku dihatinya dan menyimpan namaku dihati kecilnya.. begitupun aku, meskipun aku sudah mempunyai seorang kekasih , dan dialah yang membuatku menyadari. Menunggu itu tidak enak, apalagi orang yang kita tunggu gak pernah mencoba untuk meraih kita.sungguh menyakitkan. Mungkin arya sama sepertiku, menjalani semuanya tetapi tidak apa yang dia inginkan.
***

Tiba-tiba saja ponselku bergetar ternyata tlp masuk .
“halo?natasya?Sya, hari ini arya mau pulang.”
“pulang?” ternyata sms itu berasal dari sari yang juga teman baikku
“iya pulang, padahal dia baru sebentar di jakarta. Malah belom sempet kangen-kangenan kan sama lo? Eh tapi gak deh lo berdua kan udah sama-sama punya pacar. Tapi gue sih yakin pasti lo berdua masi saling ngarepin iya kan?”
“gak usah nyindir gitu deh sar.”
“haha.. iya maaf” sari tertawa pelan
“oh iya , lo tlp gue Cuma mau ngasi tau kalo dia pulang?’’
“yaa.. gue sedih banget dia hars pulang dan katanya gak akan balik lagi.”
Deeegggg........... tiba-tiba saja air mataku mulai jatuh perlahan setelah mendengar kabar itu dadaku terasa sesak dan saat ini sulit untuk bernafas
“syaa?” panggilnya
“natasya? Lo gak apa-apa kan? Diem aja?”
‘’eh iya sorry apa tadi yang lo bilang, gue gak denger.”
“arya mau pindah dan tinggal di lampung selama 3 tahun. Dia gak akan balik lagi dan pastinya rumahnya yang disini mau di kontrakin.”
“apa?”
“iya bener, eh udah dulu yaa byee..
Sari mengakhiri percakapannya , aku tak mengerti dengan semua ini.. lagi-lagi arya pergi dan ninggalin aku untuk kedua kalinya, tapi ini berbeda dia gak akan kembali. Ini semua tak mungkin. Ku putar lagu pasto aku pasti kembali, dan lagu itu yang menjadi lagu kita berdua dulu. Teringat aku dan arya sering menyanyikan lagu itu berdua.. di pekarangan sekolah sambil memainkan gitar
Reff : aku hanya pergi tuk sementara..
bukan tuk meninggalkanmu selamanya..
aku pasti kan kembali, pada dirimu.. tapi kau jangan nakal, aku pasti kembali..
aku pasti kembali.........
***

Pukul 06.00 pagi,
Aku terbangun dari tidurku, aku tak bisa berhenti menangis tadi malam, mungkin sebabnya mataku sembab dan layu seperti ini. aku tak mengerti mengapa aku menangisinya. Aku tak mengerti apa yang ku tangisi. Cintanya? Ataukah karna arya yang ingin pergi? Entahlah..aku tak mengerti..Seharusnya aku seneng arya pergi dan gak akan kembali lagi, tapi apa nyatanya? Aku malah seperti ini, seharusnya aku sadar aku sudah mempunyai seseorang kekasih begitupun arya.... Aku juga tak mengerti perasaanku gelisah tadi malam, tadi malam aku juga melihat arya tapi aku , aku tak ingat dia ada di mimpiku? Atau dia datang tadi malam. Yang ku ingat dia datang memakai baju putih dan dia tersenyum padaku, dia memegang tanganku dan berbisik. Jangan sedih, karna arya akan selalu ada dihati kamu. Dan kamu selalu ada di hati arya.. mungkin arya gak akan pernah kembali.
Dret..dret.. hp ku berdering, ternyata ada tlp dari eza aku pun cepat-cepat mengangkatnya..
“sya, udah bangun??’’
“ada apa?gue baru aja bangun.”
“lo udah tau kan arya pergi?”
“iya , gue udah tau dari sari dia yang ngasih tau gue kemaren malem.”
“suara lo kenapa?”
Mungkin suaraku begini adalah efek tangisanku tadi malam , aku tak bisa tidur.. hanya arya yang aku fikirkan tadi malam.
“hah? Suara gue? Gpp, gue lagi sakit tenggorokan biasalah radang.
“bohong, lo pasti abis nangis ya?”
“enggak.” Aku memang berbohong sama eza, karna aku tak ingin kawatir.
“ada apa tlp gue pagi-bagi begini? Tumben?’
“iya, gawat sya penting gawat. Arya barusan aja masuk rumah sakit.”
“apaaa?” aku tersentak kaget dan mataku kini sudah tak mengantuk lagi
“iya udeh lo cepetan mandi. Cepet nanti lo gue anter kerumah sakit gue jemput.”
Aku segera mengakhiri tlp, aku bergegas untuk mandi. Dan setelah aku selesai mandi, dan siap untuk berangkat , tiba-tiba saja terdengar bunyi motor depan pagar rumahku, ku lihat dari jendela ternyata itu eza, aku cepat keluar dan pamit tidak sempet sarapan pagi
“za, ceritain ke gue plis.”
“udah cepet naik , nanti gue ceritaiin di jalan.”
Aku segera naik dan meninggalkan rumah. Aku pergi dengan hati yang cemas, selama di perjalanan aku hanya diam dan diam.
‘’sya, jangan diem aja .”
“jelas aja gue diem.”
‘‘ini adalah bukti kalo lo masih sayang banget sama arya, iya kan?”
“gak. Gue Cuma khawatir” kataku ngeles
“Khawatir? Kalo lo Cuma kawatir, gak akan lo mau pagi-pagi kaya gini disuru kerumah sakit buat liat keadaan arya, padahal lo sendiri udah punya cowok. Tapi lo sendiri malah ngawatirin arya di banding cowok lo”
“jelasin ke gue kenapa arya?”
Hening........ aku tak mengerti kenapa suasana menjadi hening.. keadaan pagi yang dingin ini menusuk tubuhku
“eza?’’ panggilku
“eza, arya kenapa?’’ panggilku sekali lagi cemas
“dia... dia.. “
“dia? Dia kenapa zaa.”
Eza tak juga menjawabnya, setelah setengah jam di perjalanan, tak terasa kita sudah sampai dirumah sakit. Setelah eza memarkirkan motornya, aku dan eza langsung pergi menuju ruang kamar tempat arya dirawat. Aku dan eza melihat teman-temanku sudah rame dan berkumpul di ruang kamar arya, aku tak mngerti mereka semua menangis sampai isek-isekan. Apa yang terjadi? Aku tak mengerti . tiba-tiba saja ditengah kerumunan mereka yang sedang menangis, aku melihat seseorang memakai baju putih keluar dari arah pintu kamar rumah sakit tempat arya dirawat. Aku diam dan tak menghampiri seseorang itu. Ku lihat eza sudah tidak ada disampingku. Aku seperti mengenalnya, wajahnya pucat, lesu, dan dia tersenyum kepadaku. Dia itu arya? Apa dia itu arya? Dia tersenyum padaku? Tapi aku heran mengapa mereka semua masih menangis? Sedangkan arya? Dia baru saja kluar dari arah pintu dan tersenyum padaku.... tiba-tiba saja saat aku ingin menghampiri seseorang itu, seseorang itu hilang? Hilaaaang????? Iya, tiba-tiba saja hilang. Aku tak mengerti kemana bayangan itu pergi.
“natasyaaaa..... “ tiba-tiba ici menghampiriku dan memelukku
“ada apa? kok lo nangis?” tanyaku heran, ici masih saja menangis di pelukanku
“arya syaaa... arya.....gue gk percaya dengan semua ini, padahal waktu kemaren kita abis ngmpul bareng.. gue gsk percaya!”
“arya kenapa? Dia baik-baik ajakan? Barusan gue liat dia keluar kamar dan dia senyum sama gue, tapi anehnya dia langsung pergi dan hilang gitu aja pas gue mau nyamperin dia.. yaa.. barusan .” kataku polos tak mengerti
“apa? “ ici menatapku
“iya seius gue gak boong tuh barusan dia kesana” aku menunjukkan ke arah bayangan itu pergi
“arya itu udah gak ada natasya, dia pergi ninggalin kita semua.. bukan untuk pergi dan tinggal di lampung, tetapi dia pergi untuk selamanya.”
“gue gak ngerti, jelas-jelas gue barusan liat dia.”
“ikut gue,” di tariknya tanganku masuk ruang kamar arya
“lihat,dia udah gak ada, gue gak sanggup dengan semua ini.”
“aryaaaaa... aku menghampiri arya yang terbaring lemas dan kaku, juga pucat dan tangannya begitu dingin.”
“arya, bilang ke gue kalo ini gak bener. Aryaaa buka mata lo, bilang kalo ini gak bener. Kenapa lo gak mau buka mata lo , aryaaa plis.” Aku tak bisa menahan tangis
“arya, plissss arya gue mohon, jangan ninggalin natasya dengan cara seperti ini natasya gamau ditinggal arya, natasya sayang banget sama arya. Arya bilang, kalo ini bohong, tangan arya dingin banget, arya sakit? Arya kedinginan? Tadi arya baru aja senyum ke natasya aryaaa bangun.”
Saat itu aku tak bisa menahan tangis, tangan arya saat itu dingin banget semua itu bisa ku rasakan. Tetapi dokter langsung membawanya, ku lihat terakhir kali arya tersenyum padaku, ini mimpi? Katakan ini mimpi padaku.
“natasya?’’ seseorang menarik tanganku, entah itu siapa dia langsung memelukku
“ikhlasin dia natasya, dia udah gak ada jangan menangis terus, ikhlasin dia.”
Aku tak bisa menahan tangis, aku sekarang rapuh, aku tak bisa apa-apa dengan kenyataan pahit ini. batinku
“ikhlasin dia natasya, ini semua demi kebaikannya.” Aku masih terhanyut dalam susana dan juga didalam pelukan seseorang itu, ketika aku membuka mata ternyata seseorang itu adalah aka, pacarku yang juga ada disana.. menyaksikan itu semua
“ayok kita keluar, aka jelasin semuanya.”
Teman-temanku masih saja menangis, dan juga ku lihat eza sepertinya dia juga sangat terpukul. Aku mengerti perasaan eza, dan juga teman-temanku semuanya.
Ternyata, aka membawaku ke kursi taman belakang rumah sakit.
“aka udah denger semuanya sayang.”
“maafin natasya, maafin natasya.” Kataku pelan
“gk usah minta maaf, justru aka yang minta maaf sama kamu. Mungkin kalo kamu denger ini semua kamu nantinya bakalan benci dan marah sama aka, pacar kamu.”
“kenapa kamu ngomong gitu?” tanyaku tak mengerti
“kamu tau? Kamu ingat 6 bulan yang lalu pas arya pergi ninggalin kamu tanpa pamit?”
“iya aku ingat?”
“dia itu pergi ninggalin kamu karna dia sakit, bukan karna dia sekolah di pesantren juga. Dia Cuma nyari alesan yang masuk akal.Selama itu dia pergi untuk berobat kesana-sini. Tapi itu semua gagal. Pengobatan itu sempat berhasil, tetapi tidak berlangsung lama.”
Hening..... aka melanjutkan ceritanya
“selama dia pergi untuk tinggal di lampung, dia bilang kalo dia pindah ke pesantren.. padahal tidak sayang.. dia pergi bersama orang tuanya untuk berobat. Dia punya penyakit jantung. Kemaren pas kamu main sama dia sama teman-teman kamu ,mungkin saat itu keadaan arya sudah pulih tetapi , arya drop dan harus pulang dan pindah ke lampung selama 3 tahun untuk menjalani pengobatan. Orang tuanya arya terpaksa pindah kesana, karna tidak mungkin bolak-balik dengan kondisi arya seperti itu lampung-jakarta itu lumayan jauh.”
“selamaya 6 bulan, arya menitipkan kamu ke aku. Karna aku sahabat baik arya sejak kecil. Hanya aku yang tau tentang penyakitnya,selain keluarganya sel. Maafkan aku, natasya... seharusnya dari awal aku jujur sama kamu. Pas kita jadian tanggal 26 kemarin, arya mengetahui kabar itu. Awalnya aku gak enak sama dia, tapi aku bener-bener sayang dan tulus sama kamu itu semua aku lakuin untuk ngejagain kamu. Pas arya tau kita jadian, dia pesen sama aku , supaya kamu suatu saat nanti dia udah gak ada, kamu harus bisa ngikhlasin dia. Ini semua demi kebaikannya natasya.ini semua udah ada yang ngatur”
“Tadi aku juga menemaninya sbelum ajal menjemputnya. Dia berpesan padaku sayang, katanya dia minta maaf sama kamu dan teman-teman kamu juga. Karna dia gak mau buat kamu sedih juga semuanya. Tadi aku juga udah cerita ke semua teman-teman kamu dan tadi aku suruh eza jemput kamu. Maafin aku terlambat ngasih tau kamu.”
Tangisku semakin tak terkendali, aku tk bisa menahan semuanyaa.... ini semua telah berakhir, dan akupun kini harus membuka hatiku untuk orang lain
“ aku gak marah sama kamu, aku juga ngerti kalo misalnya aku ada di posisi kamu saat itu. Aku ikhlasin , walaupun aku masih sakit dan sangat terpukul.”
“ya, seharusnya kamu bersikap seperti itu sayang, itu semua udah tuhan yang atur. Kita sebagai umatnya hanya bisa sabar, ikhlas, dan menerima.”


Tuhan... jika ini semua sudah menjadi jalan takdirku,aku ikhlas Tuhan...
Tabahkan aku , berilah tempat yang nyaman disana buat Arya Tuhan...
Sayangi dia, dan meskipun Arya sudah tidak ada di dunia ini. tapi aku masih tetap menyayanginya... sampai nanti ku menutup mata...

SELESAI

MAKNA IDUL ADHA BAGI KEHIDUPAN

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni’mat yg banyak. Maka dirikanlah salat krn Tuhanmu dan sembelihlah hewan . Sesungguhnya orang-orang yg membenci kamu dialah yg terputus?
Pemberian ni’mat oleh Allah kepada manusia tak terhingga. Anak isteri dan harta kekayaan adl sebagian ni’mat dari Allah. Kesehatan dan kesempatan juga ni’mat yg sangat penting. Manusia juga diberi ni’mat pangkat kedudukan jabatan dan kekuasaan. Segala yg dimiliki manusia adl ni’mat dari Allah baik berupa materi maupun non materi. Namun bersanmaan itu pula semua ni’mat tersebut sekaligus menjadi cobaan atau ujian fitnah atau bala? bagi manusia dalam kehidupannya. Allah berfirman ?Dan ketahuilah bahwasanya harta kekayaanmu dan anak-nakmu adl fitnah . Dan sesungguhnya Allah mempunyai pahala yg besar?.

Meskipun Allah memberikan ni’mat-Nya yg tak terhingga kepada manusia tetapi dalam kenyataan Allah melebihkan apa yang diberikan kepada seseorang daripada yg lain. Sehingga ada yg kaya raya cukup kaya miskin bahkan ada yang menjadi seorang papa gelandangan berteduh di kolong langit. Demikian juga ada yg menjadi penguasa ada yg rakyat jelata. Ada pimpinan/ kepala dan ada bawahan / anak buah. Ini semua juga dalam rangka cobaan bagi siapa yang benar-benar mukmin dan siapa yg hanya mukmin di bibir saja.
Salah satu bukti bahwa seorang mukmin telah lulus cobaan dalam ni’mat harta kekayaan adl ia dgn ikhlas mengunakannya utk ibadah haji. Sehingga bagi orang demikian akan memperoleh haji yg mabrur. Sedang haji mabrur pahalanya hanyalah surga sebagaimana sabda Nabi SAW ?Orang yg dapat mencapai haji yg mabrur tiada pahala yg pantas baginya selain surga?. .
Betapa gembira dan bahagianya orang kaya yg dapat mencapai haji mabrur demikian. Belum lagi jika ia sempat salat berjamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi maka tiada terkira lagi pahalanya. Namun ini konteksnya adl orang yang kaya. Sedang orang yg tidak mampu / miskin tidak perlu berkecil hati. Bagi kita yg tidak mampu maka konteksnya terkandung dalam hadis Nabi SAW berikut “Hajinya orang yg tidak mampu adalah berpuasa pada hari Arafah .?
Itulah maka sangat disayangkan bila di antara kita ada yg menyia-siakan kesempatan dari Allah yakni tidak mau berpuasa pada tanggal 9 Zul Hijjah yg disebut puasa Arafah itu.
Cobaan tentang harta kekayaan juga berkaitan dgn pelaksanaan ibadah udhiyah yakni menyembelih hewan yang terkenal dgn hewan qurban di hari raya. Karena pada hari ini Allah mensyariatkan utk ber-udhiyah {menyembelih hewan} maka hari raya ini disebut dgn hari raya Adha wa biha sumiya yaumal-adha. Demikian juga penjelasan Rasulullah SAW ?Hari raya fitrah adl pada hari manusia berbuka menyudahi puasa Ramadan. Sedangkan hari raya Adha adl pada hari manusia ber-udhiyah ? .
Maka salah satu bukti lagi bahwa seseorang lulus dari cobaan harta adl ia dgn ikhlas mau mengunakannya untuk ber-udhiyah baik itu berupa sapi kerbau maupun kambing. Ini tergantung pada kemampuan masing-masing. Seekor kambing boleh digunakan utk satu orang beserta keluarga seisi rumahnya. Sedang sapi / kerbau boleh utk tujuh orang beserta keluarga seisi rumah mereka masing-masing. Daging sembelihan ini termasuk syiar agama yakni utk dimakan menjamu tamu diberikan kepada yg meminta atau yg tidak meminta {orang mampu}. Daging ini juga boleh disimpan utk dimakan hingga hari tasyrik . Allah berfirman ?Makanlah sebagiannya dan utk memberi makan orang yg tidak meminta dan orang yg meminta?. {QS. Al-Hajj 36}.
Sementara Nabi bersabda ?Makanlah utk memberi makan dan simpanlah !?
Sementara itu cobaan besar terhadap sesuatu yg dimiliki manusia pernah dialami Abul Anbiya? Khalilurrahman Ibrahim AS. Beliau telah lulus ujian atau cobaan dari Allah. Hal ini didokumentasikan dalam Al-Qur?an ?Dan ketika Ibrahim diberi cabaan oleh Tuhannya dgn beberapa kalimat lalu Ibrahim lulus dalam cobaan itu. Allah berfirman ?Sesungguhnya Aku menjadikan kamu hai Ibrahim Imam semua manusia ..?. ?
Kelulusan Ibrahim tidak hanya dalam melaksanakan perintah Allah tetapi juga dalam kebijaksanaannya menyampaikan perintah itu kepada anaknya yg sangat dicintainya. Beliau tidak langsung mengambilnya tiba-tiba dan tidak pula mencari kelengahan atau dgn taktik menculik teror dan intimidasi. Meskipun Ibrahim memiliki massa yg banyak tetapi beliau tidak menggunakan massa agar anaknya bertekuk lutut di hadapannya. Perintah Allah disampaikannya dgn transparan penuh argumentasi Ilahiah.
Sedangkan Ismail anak yg patuh dan mengerti kedudukan orang tuanya dan posisinya sebagai anak ia tidak membangkang dan tidak bimbang. Ismail memberikan jawaban yg memancarkan keimanan tawaddu? dan tawakkal kepada Allah bukan utk menonjolkan kepahlawanan atau kegagahan mencari popularitas. Ia tidak melakukan unjuk rasa yang konfrontatif tanpa mengindahkan akhlakul karimah atau dgn kekerasan utk memprotes kehendak bapaknya.
Sungguh dua tokoh bapak dan anak ini merupakan uswah hasanah bagi umat manusia. Bahkan syariat Nabi Muhammad SAW merupakan syariat yg dulunya telah diwahyukan Allah kepada Ibrahim . Maka kita menyembelih hewan qurban di hari ?Idul Adha ini termasuk meneladani sunnah Ibrahim sebagaimana sabda Nabi SAW ?Sunnatu abikum Ibrahim.? .
?Idul Adha memiliki makna yg penting dalam kehidupan. Makna ini perlu kita renungkan dalam-dalam dan selalu kita kaji ulang agar kita lulus dari berbagai cobaan Allah. Makna ?Idul Adha tersebut
    Menyadari kembali bahwa makhluk yg namanya manusia ini adl kecil belaka betapapun berbagai kebesaran disandangnya. Inilah makna kita mengumandangkan takbir Allahu akbar !
    Menyadari kembali bahwa tiada yg boleh di-Tuhankan selain Allah. Menuhankan selain Allah bukanlah semata-mata menyembah berhala seperti di zaman jahiliah. Di zaman globalisasi ini orang dapat menuhankan tokoh lebih-lebih lagi si Tokoh itu sempat menjadi pucuk pimpinan partainya menjadi presiden/wakil presiden atau ketua lembaga perwakilan rakyat. Orang sekarang juga cenderung menuhankan politik dan ekonomi. Politik adalah segala-galanya dan ekonomi adl tujuan hidupnya yg sejati. Bahkan HAM menjadi acuan utama segala gerak kehidupan sementara HAT diabaikan. Inilah makna kita kumandangkan kalimah tauhid La ilaha illallah !
    Menyadari kembali bahwa pada hakikatnya yg memiliki puja dan puji itu hanyalah Allah. Maka alangkah celakanya orang yg gila puja dan puji sehingga kepalanya cepat membesar dadanya melebar dan hidungnya bengah bila dipuji orang lain. Namun segera naik pitam wajah merah dan jantung berdetak melambung bila ada orang yang mencela mengkritik dan mengoreksinya. Inilah makna kita kumandangkan tahmid Wa lillahil-hamd !
    Menyadari kembali bahwa manusia ini ibarat sedang melancong atau bepergian yg suatu saat rindu utk pulang ke tempat tinggal asal yakni tempat yg mula-mula dibangun rumah ibadah bagi manusia Ka?bah Baitullah. Inilah salah satu makna bagi yg istita?ah tidak menunda-nunda lagi berhaji ke Baitullah. Di sini pula manusia disadarkan kembali bahwa pada hakikatnya manusia itu satu keluarga dalam ikatan satu keimanan. Siaopa pun dia dari bangsa apapun adl saudara bila ia mukmin atau muslim. Tetapi bila seseorang itu kafir adl bukan saudara kita meskipun dia lahir dari rahim ibu yg sama. Maka orang yg pulang dari haji hendaknya menjadi uswah hasanah bagi warga sekitarnya tidak membesar-besarkan perbedaan yg dimiliki sesama muslim terutama dalam hal yg disebut furu?iyah.
    Menyadari kembali bahwa segala ni’mat yg diberikan Allah pada hakikatnaya adl sebagai cobaan atau ujian. Apabila ni’mat itu diminta kembali oleh yg memberi maka manusia tidak dapat berbuat apa-apa. Hari ini jadi konglomerat esok bisa jadi melarat dgn hutang bertumpuk jadi karat. Sekarang berkuasa lusa bisa jadi hina tersia-sia oleh massa. Kemaren jadi kepala kantor dgn mobil Timor entah kapan mungkin bisa jadi bahan humor krn naik sepeda bocor. Sedang ni’mat yg berupa harta hendaknya kita ikhlas utk berinfaq di jalan Allah seperti utk ber-udhiyah .
    Percayalah dalam hal harta apabila kita ikhlas di jalan Allah niscaya Allah akan membalasnya dgn berlipat ganda. Tetapi jika kita justru kikir pelit tamak bahkan rakus tunggulah kekurangan kemiskinan dan kegelisahan hati selalu menghimpitnya. Akhirnya semoga ?Idul Adha dgn berbagai ibadah yg kita laksanakan sekarang ini dapat membangunkan kembali tidur kita . Kemudian kita berihtiar lagi sekuat tenaga utk memperbanyak amal saleh sebagai pelebur amal-amal buruk selama ini. Amin !
    Oleh Drs. Syafi’i Salim Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia ( ) (

Rabu, 24 Oktober 2012

Kisah Seorang Biarawati yang Masuk Islam

Meskipun kebanyakan hidupku aku habiskan di negeri Denmark, tetapi aku sangat berbeda dengan ke­banyakan remaja putri Denmark seusiaku. Faham yang paling besar di negeri Denmark adalah ajaran Ateis atau Protestan. Sementara aku menganut agama Kristen Katolik yang sangat bertentangan dengan masyarakat Denmark.
Ayahku berkebangsaan Armenia Artsudzkisy dan ibu­ku berkebangsaan Bosnia yang beragama Islam. Ibuku mengenal Islam hanya sebatas nama semata. Dan ia be lum pernah mengerti bahwa seorang wanita Muslimah itu tidak boleh menikah dengan seorang laki-laki yang menganut agama Kristen. Hanya saja setelah aku me meluk agama Islam, barulah aku mengerti bahwa hal itu tidak diperbolehkan.

Dahulu aku belajar di sebuah sekolah khusus Katolik. Hal itu semata-mata karena di rumah kami tidak ada agama tertentu yang menjadi anutan kami sekeluarga, sehingga hal itu mempermudah diriku untuk memeluk ajaran di sekolah Katolik tersebut. Sejak di sekolah itulah aku mulai diarahkan untuk menjadi seorang biarawati, hal itu karena aku dianggap memiliki kemampuan dan per hatian untuk mempelajari berbagai bahasa. Dan ka rena aku menekuni sebagian bahasa kuno, seperti bahasa Yahudi misalnya. Walaupun ketika itu, ketekunanku mem butuhkan banyak tambahan pelajaran khusus bahasa dan dorongan semangat hingga mampu memahami nash-nash agama, khususnya tiga agama, yaitu Yahudi, Kristen dan agama Islam.
Ketika itu aku belajar bahasa Arab kepada seorang laki-laki Muslim terhormat. Ia mengajariku beberapa pelajaran Bahasa Arab dan Al-Qur’an. Hal itulah yang membukakan sisa pikiranku. Hari demi hari laki-laki itu tidak pernah bosan dengan harapan agar aku menjadi seorang Muslimah. Namun ia sering mengatakan ke padaku, “Ketika kapal terpecah di tengah lautan lepas, nakhoda tidak lagi merasa aman kecuali ketika ia masih berada di tepian. Lalu arungilah, semoga Allah memberi saudari petunjuk.”
Dari sisi lain, ada lagi seorang laki-laki yang ber tindak sebagai pembersih setiap hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran seorang Muslim. Dia memberiku beberapa pelajaran, di antaranya ilmu filsafat, politik dan sosial. Laki-laki itu termasuk salah seorang pastor aliran Katolik yang telah ditutup hatinya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala se hingga ia hidup di dunia yang gelap gulita.
Ketika itu kami sedang bersama-sama membaca beberapa kitab yang mengandung ajaran Islam dan be berapa bentuk gerakan Islam di era modern serta be berapa perpecahan umat dan madzhab. Sementara itu kami meneliti beberapa titik keraguan di dalam agama Islam yang agung ini.
Ketika pelajaranku bersama pastor itu sedang ber langsung, aku sedikit terkesan dengan ajaran agama yang mengharamkan beberapa minuman dan bercampur aduk nya antara laki-laki dan perempuan di dalam satu gereja. Kitab terakhir yang kubaca bersama pastor itu adalah sebuah kitab yang kami pinjam dari sebuah perpustakaan umum yang berjudul Al-Islam baina Asy-Syarqi wa Al-Gharb karya ‘Ali ‘Azzat Bijufitisy, seorang pimpinan Bosnia.
Awalnya kitab tersebut berbahasa Inggris. Namun yang jelas bahwa salah seorang berkebangsaan Arab meminjam kitab tersebut sebelumnya. Ia menulis ayat pada bagian catatan kaki kitab itu dengan pensil. Aku sangat merasa takut dengan kandungan ayat itu.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dia-lah yang menurunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamat itulah pokok-pokok isi Al-Qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang me nge tahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: ”Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Rabb kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Imran: 7).
Seringkali aku merasa khawatir karena kandungan ayat itu. Dan aku terus membaca terjemahan Al-Qur’an de ngan bahasa Inggris, Perancis, Denmark dan Bosnia, aku menemui semua maknanya sama.
Kukatakan kepada pastor itu, “Apakah dengan mem pelajari Al-Qur’an ini kita hanya akan menimbulkan fitnah belaka?” Pastor itu menjawab, “Tidak, kita mem pe lajari nya untuk menghilangkan fitnah itu dari sesama.”
Beberapa bulan jiwaku berada dalam kebingungan, ke tika aku mem baca beberapa kitab ajaran Islam dan Kristen, aku menemui ajaran itu adalah satu, sehingga aku merasa ragu dan bi ngung, lalu aku memutuskan untuk kembali kepada Allah.
Saat itu tempat tinggalku jauh dari keluargaku di komplek perumahan. Aku memiliki sebuah kamar, dan tak seorangpun yang sekamar denganku. Pikiranku kembali timbul untuk mengenal kebenaran lebih jauh.
Setelah mati kita akan bertemu Allah.
Jika demikian kita wajib mati dengan maksud agar dapat bertemu Allah.
Aku menulis sepucuk surat yang berisikan beberapa sebab aku meninggalkan kemewahan milikku dan aku pergi menyendiri. Setiap saat lantunan ayat berikut selalu terngiang-ngiang di telingaku.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu ber imanlah kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya; dan jika kamu ber iman dan bertaqwa, maka bagimu pahala yang besar.” (QS. Al-Imran: 179).
Saat aku berada dalam kamar, aku mendapati be berapa orang berdiri di hadapanku, yaitu seorang pastor, ayahku, ibuku dan seorang laki-laki Muslim sebagai guru bahasa Arabku. Lalu mereka sangat gembira karena aku telah siuman dari pingsan. Saat itu yang pertama kali ku ucap kan di hadapan mereka adalah “Asyhadu Alla ilaha Illah wa anna Muhammadar Rasulullah.
Empat orang itu jatuh pingsan. Seketika itu mereka sama-sama jatuh pingsan, namun sebabnya berbeda-beda. Hari-harinya digunakannya untuk memperdalam ilmu pengetahuan di sekelilingnya. Dan para nakhodapun akan merasa aman saat mengarungi lautan.

Mantan Copet Jadi Pengusaha

ssalaamu 'Alaikum wr.wb

Pagi itu... seperti biasa, setelah sarapan 'sego tabok' (nasi bungkus dengan harga Rp 1000/bungkusnya), di warung depan Pasar Kendangsari, saya segera melanjutkan tujuan, berkeliling di kawasan industri mencari lowongan pekerjaan.


Dengan bermodalkan sepeda Federal hasil minjam punya tetangga, karna kebetulan sepeda saya lagi rusak, tanpa mengenal lelah, saya terus berkeliling dari satu pabrik ke pabrik yg lain, sambil ndak lupa meninggalkan surat lamaran di beberapa pabrik yg membuka lowongan kerja. Dalam hati, saya terus saja meneriakkan kata itu. Nothing Impossible, ndak ada yg ndak mungkin, saya pasti bisa berubah menjadi orang yg lebih baik.
Yup.. kata itu memang sudah menjadi motto hidup saya sejak dulu. Selama kita masih mau berusaha, Allah pasti akan membukakan jalan-Nya.
Hari itu benar-benar menjadi hari yg sangat melelahkan buat saya. Setelah dua bulan sebelumnya saya lulus dari sekolah, dan akhirnya nganggur ndak punya kegiatan sama sekali kecuali ngamen sana ngamen sini, otomatis perut sayapun ikut nganggur. Kadang sehari makan cuma sekali kalo ngamenku lagi sepi, karna memang saya sudah memutuskan untuk berhenti nyopet, setelah saya lulus dari STM. Saya akan berubah menjadi orang yg lebih baik, Nothing Impossible, ndak ada yg ndak mungkin, saya pasti bisa mencari uang dengan cara yg halal, yg ndak merugikan orang lain lagi.

Nah... siang itu, ketika saya sudah merasa lelah mengayuh sepeda mengelilingi Kawasan SIER, lalu dilanjut ke kawasan Industri Tambak Sawah, dalam perjalanan pulang, saya menyempatkan diri istirahat di depan bioskop Anta di kawasan kampus Petra. Dan di antara satu dua tetes keringat yg saya biarkan jatuh itulah, tiba-tiba duduk di samping saya seorang lelaki seumuran saya, mengajak ngobrol sana sini, cerita ini itu. Hingga tanpa ragu, sayapun lalu menceritakan maksud dan tujuan saya sebenarnya bahwa saya sedang membutuhkan satu pekerjaan. Dia bilang, kebetulan sekali kakaknya sedang mencari seorang lulusan STM mesin, yg mau dijadikan sebagai tukang bubut di bengkel pribadinya. Tanpa banyak kata, sayapun langsung menerima tawaran itu.
Alhamdulillah ya Allah... berulang kali saya ucapkan puji syukur itu di dalam hati. Akhirnya sebentar lagi saya akan mendapatkan sebuah pekerjaan yg saya impi-impikan selama ini.

Singkat cerita, di siang terik itu, (kira-kira jam setengah 2) saya lalu berboncengan dengannya menuju tempat kerja yg ditawarkannya tadi. Kata dia tempat kerja kakaknya itu ada dikawasan Masjid Akbar, atau sekitar 10 kiloan dari kampus Petra. Dengan semangat membara, sayapun mengayuh sepeda hasil minjam tetangga itu ke arah yg dia tunjuk. Dan dalam beberapa menit, akhirnya kami sampai di kawasan Gayung Sari. Temen saya bilang mau mampir dulu sebentar di rumah temennya yg bernama Anton, dan sayapun mengiyakannya. Sampai dirumah Anton, Ibu Anton bilang, Antonnya lagi main bola di pinggir Tol. Akhirnya kamipun menyusulnya. Waktu itu jam tangan saya menunjukkan pukul tiga sore. Sampai dilapangan bola ternyata Antonnya ndak ada, padahal temen saya bilang ada urusan penting yg harus ia selesaikan dengan Anton. Akhirnya tanpa keraguan sedikitpun, saya biarkan temen saya tadi, memakai sepeda saya, untuk mencari Anton sebentar, sementara saya disuruh menunggu saja disitu.
Sambil melihat riangnya anak-anak bermain bola, saya tetap setia menunggu teman saya tadi kembali, hingga saya lupa akan tujuan utama saya yaitu mencari pekerjaan. Sepuluh menit berlalu, dia belum kembali. 20 menit, 30 menit, 40, 50 sampai satu jam saya menunggu ternyata dia ndak kembali juga. Sayapun mulai gusar. Saya lalu kembali ke rumah Anton untuk menanyakan keberadaan teman saya itu, dan Alhamdulillah Antonnya ada di rumah itu. Tapi ternyata temen saya ndak ada dan ada satu lagi jawaban Anton yg membuat saya tersentak kaget.
Ternyata baru kemarin siang Anton mengenal temen saya tadi. Antonpun ndak tau siapa dia sebenarnya dan dimana rumahnya.
Mati aku..! Bagai tercekat, nafas di kerogkongan saya ketika mendengar jawaban itu.

Ya Allah... ternyata saya sudah terpedaya, saya tertipu olehnya. Jaket kakak saya dan sepeda federal punya tetangga itu sekarang hilang bersamanya. Lunglai seluruh sendi kaki kurasa. Apa maksud dari ini semua ya Allah, kenapa Kau timpahkan ini padaku, pada hamba-Mu yg tak berdaya ini.
Bukan pekerjaan itu yg saya dapat tapi malah sepeda tetangga saya yg lenyap. Gimana saya akan mempertanggung-jawabkan ini nantinya. Dari mana saya bisa mendapatkan uang untuk mengganti sepeda yg hilang itu?? Ya Allah, apa yg harus saya lakukan sekarang?
Saya hanya bisa duduk merenung, mencoba menerima apa yg baru saja saya alami.
Hingga akhirnya saya memaksakan diri ini bangkit, mengumpulkan lagi daya kekuatan menyusuri jalan menuju pulang, meski itu harus melangkahkan kaki berkilo-kilo meter jauhnya.

Sampai ditempat kost, tak ayal lagi, semua orangpun menggoblok-goblokkan saya. Koq bisa seorang mantan preman sampai kena tipu?? Yah...... namanya juga manusia Mbak.. Mas.. kesialan itu pasti bisa saja menimpa. Mungkin inilah cara Allah menguji kebulatan tekad saya untuk berubah. Atau mungkin juga ini semua balasan atas kelakuan bejat saya dulu, mengambil yg bukan milik saya, seenak hati. Apa yg bisa saya lakukan sekarang selain pasrah menerima semuanya.

Keesokan harinya, saya kembali melakukan aktifitas itu, mengelilingi Kawasan Industri, mencari lowongan pekerjaan. Kali ini saya memakai sepeda saya sendiri yg sudah saya perbaiki semalam. Tapi lagi-lagi usaha saya kali ini ndak membuahkan hasil, dari ratusan pabrik yg berdiri kokoh itu, ndak satupun yg membuka lowongan pekerjaan.
Akhirnya sayapun pulang dengan memikul rasa lungkrah yg luar biasa. Seperti biasa sebelum pulang, saya selalu menyempatkan diri mencari tempat untuk sekedar mengeringkan keringat. Dan karena waktu itu hari Jum'at, sayapun memilih sebuah masjid dikawasan Kutisari untuk tempat saya beristirahat, sekalian menunaikan Ibadah Sholat Jum'at. Dalam suasana hening itu, saya bersujud menghadapnya. Doa dan pengharapanpun mengalir keluar dari hati saya yg terdalam.

"ya Allah, Sang Maha Pemberi... andaikan saya boleh meminta, ijinkanlah saya berubah menjadi manusia yg lebih berguna. Tunjukkanlah jalan-Mu untuk saya melangkah ke arah itu. Ampunilah segala kekhilafan saya di masa lalu dan tuntunlah saya menuju jalan lurus-Mu, amin.."

Seusai Sholat Jum'at, saya duduk merenung di undakan masjid itu, tiba-tiba saja dari arah belakang, sebuah tangan kekar menyentuh lembut pundak kananku.

"Bapak Personalia??!" Begitu saya biasa menyapanya dulu, ketika saya masih PSG di perusahaannya. Saya menatap lelaki kekar itu dengan penuh pengharapan.

"sudah lulus sekolahnya?? kerja dimana sekarang??"

"Alhamdulillah sudah Pak... tapi saya masih nganggur, ini tadi saya habis keliling SIER, tapi ndak ada satupun pabrik yg membuka lowongan kerja."

"ya sudah kalo gitu sekarang kamu ikut saya saja, kerja diperusahaan saya"

"beneran Pak??"

"iya bener..."


Alhamdulillah ya Allah.. akhirnya Kau bukakan juga jalan itu untuk saya. Dan berawal dari sinilah saya mulai menata hidup saya kembali. Dari yg dulunya seorang tukang copet, mulai saat itu telah berubah menjadi tukang bubut. Nothing Impossible, ndak ada yg ndak mungkin.
Dari yg dulunya selalu makan dari uang haram, sejak saat itu mulai bisa merasakan nikmatnya uang halal. Dan sedikit demi sedikit hidup sayapun mulai berubah, penghasilan saya mulai bertambah. Kalo dulu saya hanya mampu membawa pulang uang maksimal 15 ribu per hari, hasil mengamen, sejak saat itu saya sudah bisa membawa uang lebih.
Alhamdulillah ya Allah...
Nothing Impossible, ndak ada yg ndak mungkin.

Hingga 10 tahun berlalu, kehidupan saya diperantauan ini sedikit demi sedikit mulai membaik. Kalo situasi ekonominya stabil, saat ini saya sudah bisa membawa pulang penghasilan bersih, minimal 600 ribu dalam seminggu.
Alhamdulillah ya Allah...
Nothing Impossible, ndak ada yg ndak mungkin. Selama kita masih mau berusaha, Allah pasti akan membukakan jalan-Nya. Trima kasih Bapak Personalia yg sudah menjadi perantara-Nya.

Kawan-kawan semua, itulah tadi sepenggal kisah hidup saya yg masih selalu mencoba merubah dirinya ke arah yg lebih baik. Semoga kalian bisa mengambil sisi baik dari kisah hidup saya tadi.
Ingat..!! Nothing Impossible, ndak ada yg ndak mungkin..!!

Dan untuk selanjutnya nanti, saya akan menuliskan lagi kisah mantan copet yg sekarang sudah menjadi seorang pengusaha sukses (bagian kedua).

Wassalaamu 'Alaikum wr.wb 



Bagian dua

Assalaamu 'alaikum sahabatku semua...

Seperti yg saya bilang kemarin bahwa kali ini saya akan melanjutkan lagi kisah mantan copet yg lain yg sekarang sudah berhasil menjadi seorang pengusaha sukses. Tapi sebelumnya, saya mau mengucapkan terimakasih dulu yg sebesar-besarnya atas partisipasi sahabat-sahabat semua yg telah meninggalkan komentarnya di postingan saya kemarin.

Memiliki usaha sendiri adalah cita-cita dan obsesi saya sejak saya memutuskan untuk berhenti nyopet waktu itu.

Mantan copet itu akhirnya menjadi seorang pengusaha sukses.

Hmmm... kala itu saya selalu membayangkan, betapa bahagianya hati ini, bila kelak suatu ketika sahabat-sahabat semua menggumamkan kalimat itu di belakang saya. Ini adalah obsesi terbesar saya sepanjang hidup, dan obsesi itu kian hari kian terasa kuat semenjak saya bertemu dengan seorang Bapak yg ternyata adalah mantan copet juga. Sama seperti saya.

Waktu itu...
seperti biasa setelah turun dari Bus Aneka Jaya jurusan Pacitan-Ponorogo, saya langsung menuju Bus Restu jurusan Ponorogo-Surabaya, yg sering saya tumpangi setiap habis mudik dan kembali ke tempat kerja di Surabaya.
Kebetulan bus tersebut belum begitu ramai dengan penumpang sehingga dengan begitu mudahnya saya bisa menemukan beberapa kursi kosong yg masih tersisa. Setelah mencari-cari sebentar, akhirnya saya temukan juga satu kursi yg saya rasakan paling nyaman untuk saya tempati. Saya kemudian duduk di kursi deretan ke 4 dari depan, di sisi sebelah kiri yg berisi dua kursi. Karena waktu itu saya merasa capek sekali, akhirnya ndak berapa lama kemudian, sayapun segera terlelap dibalik topi dan kaca mata hitam saya.
Saking lelapnya saya tertidur, tanpa terasa, dalam sekejap bus itupun akhirnya sampai di kawasan Mojokerto.

Nah disinilah saya bertemu dengan Bapak tadi, yg mana beliau ini telah berhasil merubah jalan hidupnya secara drastis.
Bapak itu berjalan ke arah saya sambil menggandeng anak perempuannya. Di tangan kanannya tergenggam sebuah ponsel Nokia N73. Sayapun lalu membaginya tempat duduk. Gadis kecil sekitar tujuh tahunan itupun tampak begitu asyik bergelayut manja di bahu Bapaknya, sambil membawa sebungkus plastik tahu asin, masih lengkap dengan lombok dan juga petisnya.
Sambil makan tahu, sesekali gadis kecil itu menatapi saya, sementara Bapaknya diam saja sambil terus memandang lurus ke depan.
Karena hari itu hari Senin dan bukan masa liburan sekolah, iseng-iseng saya lalu nanya,

"ndak sekolah to Dik?" gadis kecil itu hanya tersipu, lalu memandang Bapaknya.
Sang Bapak yg mendengar pertanyaan itu kemudian tersenyum kepada saya sambil berkata,

"mbolos Mas, sekali-kali kan ndak papa, habis kalo tahu Bapaknya bepergian pasti selalu minta diajak"

"memang Bapaknya mau ke mana to?"

"ke Surabaya"

"wuaaah sama dong, saya juga mau kesana lho Pak, kerja" jawab saya kemudian, "kok Ibunya ndak ikut?" tanya saya lagi

"Ibunya di rumah, jaga kalo ada orang setor"

"setor?? setor apa to Pak?"

"setor plastik bekas"

"ooo begitu"

"waktu muda dulu, saya pernah tinggal di Surabaya juga lho Mas" katanya seperti bernostalgia.

"tiap hari kluyuran di terminal Bungurasih" tambahnya.

"lho, koq kluyuran di Bungurasih Pak?" saya jadi tertarik untuk bertanya lebih jauh.

"nyopet Mas, tapi setelah kawin dan punya anak, saya insyaf. Kerja kayak gitu emang gampang cari duitnya, tapi nyusahkan orang sehingga bikin hidup keluarga kami ndak berkah. Lagian saya juga ndak mau memberi makan anak saya dengan uang haram" lanjutnya lagi.

Mak diegghh....! jantung saya berdegup kencang waktu itu, jangan-jangan Bapak ini mengenali saya..."terus, bapak kerja dimana waktu itu?" dengan masih berusaha menyembunyikan rasa khawatir, saya memberanikan diri untuk terus mengoreknya.

"karena saya ndak sempat tamat SMP, akhirnya cuma bisa jadi pemulung di Surabaya. Itu saya jalani selama 2 tahun, tapi karena ndak ada perkembangan, akhirnya saya pulang ke daerah asal istri saya, di Mojokerto, disana saya mengumpulkan para pemulung biar setor ke saya, terus memulai usaha jadi pengepul sampah plastik untuk dikirim ke pabrik plastik"

"plastik apa saja yang disetorkan?"

"macam-macam Mas, mulai dari bekas gelas aqua, botol plastik, keranjang plastik, timba, tas kresek, sampai polybag bekas pertanian. Pokoknya hampir semua sampah yg berbahan plastik"

"terus langsung dijual ke pabrik?" tanya saya

"ya ndak, musti disortir, dibersihkan, terus digiling sampai hancur. Setelah itu baru bisa dikirim ke pabrik plastik"

"wuaaaah, saya benar-benar salut dengan kerja keras Bapak" ucap saya berterus-terang.

Wajah Bapak itu nampak sumringah saat mendengar ucapan saya.

"Alhamdulillah Mas, rezeki memang selalu ada kalau kita terus menerus berusaha dan berdoa" jawabnya, "jadi ndak perlu nyopet, mencuri apalagi korupsi buat nyari rezeki. Sekarang saya sudah bisa mempekerjakan 5 orang tetangga saya buat menyortir dan menggiling plastik di rumah" tambahnya lagi.

"lha terus suka-duka bisnis sampah plastik itu gimana sih Pak?"

"sukanya ya permintaan plastik itu ndak pernah mandeg, pasti selalu ada. Kan pabrik plastik juga banyak. Bahan baku sampah plastik juga bertebaran dimana-mana, hampir di tiap tong sampah bisa kita temui. Jadi jangan kuatir kekurangan bahan baku atau ndak bisa memasarkannya. Kita tinggal pandai-pandai saja mencari peluang, mengumpulkan pemulung agar mau kirim ke kita, menyortir sampah, digiling, terus dijual ke pabrik. Sederhana saja kok Mas"

"kalau duka-nya Pak?" tanya saya.

"dukanya itu kadang pemulung yg setor suka main curang. Misalnya sampah polybag diisi tanah lumpur biar tambah berat. Terus mereka suka kasbon tapi ndak pernah setor lagi alias kabur. Malah ada yg sudah saya modali sepeda pancal, tapi justru setor barangnya ke orang lain. Adakalanya pabrik juga suka mengulur-ulur pembayaran, padahal modal saya kan terbatas, tapi itu ndak semuanya kok Mas, buktinya saya masih bisa kerja sampah plastik" katanya sambil tersenyum.

Singkat cerita, siang itu saya beruntung sekali mendapatkan teman seperjalanan yang enak diajak ngobrol, hingga ndak kerasa bus sudah memasuki kawasan Medaeng. Bus itupun segera berhenti beberapa saat, menurunkan penumpangnya, dan itu membuat udara terasa semakin panas. Sayapun lalu melepas kaca mata dan topi bordir yg sudah saya pakai sejak berangkat tadi pagi.
Dan tanpa saya sadari, ter-urailah rambut saya yg waktu itu masih sepanjang bahu yg sedari pagi tersembunyi rapi di dalam topi. Bapak itupun setengah terkejut menatap saya dalam-dalam.

"Gareng..??!" Bapak itu menyerukan nama panggilan saya ketika masih menjadi preman dulu... "koen iku Gareng kan??" serunya penuh rasa penasaran.

"iya Pak.. saya memang Gareng, sampeyan sopo??"

"aku Cak Tarjo Rungkut, anak buahe Cak Rukin"


Akhirnya tanpa bisa mengelak lagi, sayapun terpaksa mengakui bahwa saya memang Gareng, Sang Mantan Preman Bungurasih juga. Dan obrolanpun berlanjut dengan menggunakan bahasa terminalan yg sebenarnya sangat kaku buat lidah wong kulonan seperti saya ini.

"Jianc**... ngono ket mau koen mbidhek ae cangkemmu..!"

"sepurane Cak.. polae aku yo wis gak nyopet maneh, aku wis tobat. Aku yo rodok lali mbarek pheno, lha pheno sak iki wis dadi wong sogih ngono, gawanane hape wapik.."

"sogih apane..?? nyambut naendi koen sak iki??"


Dan bla bla bla... obrolanpun berlanjut sebegitu serunya. Dari sekedar mengenang masa lalu sampai membahas tentang pekerjaan yg saat ini sama-sama dilakoni. Dan dari obrolan sekejap itulah akhirnya saya terinspirasi untuk segera mewujudkan obsesi saya waktu itu. Saya yakin saya pasti bisa. Buktinya ya Cak Tarjo tadi. Meskipun SMP ndak tamat, tapi sekarang dia sudah bisa berdiri sendiri, mengelola bisnis sendiri. Sedangkan saya. Saya lulusan STM, punya ketrampilan khusus, masak saya ndak bisa seperti dia. Apalagi sekarang saya sudah berpenghasilan tetap, hasil menjabat sebagai salah satu operator mesin bubut di salah satu perusahaan ternama di Surabaya. Masak saya ndak bisa mewujudkan obsesi saya itu. Saya pasti bisa menyisihkan sebagian dari gaji saya untuk mewujudkan obsesi saya itu. Saya pasti bisa. Lihat saja, beberapa tahun lagi saya pasti sudah bisa memiliki bengkel bubut sendiri, berikut mesin dan peralatan lainnya. Itu tekad saya.
Ndak ada yg ndak mungkin, selama kita punya keyakinan, dan masih mau berusaha, Allah pasti akan membukakan jalan-Nya.

Dan demikianlah akhir dari kisah Sang Mantan Copet itu. Berkat pertemuan tersebut, akhirnya saya semakin rajin menyisihkan sebagian dari gaji saya untuk mewujudkan cita-cita besar itu.
Doakan saya ya Sahabatku semua, semoga dalam beberapa tahun ke depan, obsesi saya itu segera terwujud, amin.

Wassalaamu 'alaikum wr.wb.

Senin, 22 Oktober 2012

Kisah Nyata di Amerika, Bukti Keutamaan Ayat Kursi

Ini kisah nyata dari Amerika (US) sekitar tahun 2006. Pengalaman nyata seorang muslimah asal Asia yang mengenakan jilbab.

Suatu hari wanita ini berjalan pulang dari bekerja dan agak kemalaman . Suasana jalan setapak sepi . Ia melewati jalan pintas.

Di ujung jalan pintas itu, dia melihat ada sosok pria Kaukasian. Ia menyangka pria itu seorang warga Amerika . Tapi perasaan wanita ini agak was-was karena sekilas raut pria itu agak mencurigakan seolah ingin mengganggunya.

Dia berusaha tetap tenang dan membaca kalimah Allah. Kemudian dia lanjutkan dengan terus membaca Ayat Kursi berulang-ulang seraya sungguh-sungguh memohon perlindungan Allah swt. Meski tidak mempercepat langkahnya, ketika ia melintas di depan pria berkulit putih itu, ia tetap berdoa. Sekilas ia melirik ke arah pria itu. Orang itu asik dengan rokoknya, dan seolah tidak mempedulikannya.

Keesokan harinya , wanita itu melihat berita kriminal, seorang wanita melintas di jalan yang sama dengan jalan yang ia lintasi semalam. Dan wanita itu melaporkan pelecehan seksual yang dialaminya di lorong gelap itu. Karena begitu ketakutan, ia tidak melihat jelas pelaku yang katanya sudah berada di lorong itu ketika perempuan korban ini melintas jalan pintas tersebut.

Hati muslimah ini pun tergerak karena wanita tadi melintas jalan pintas itu hanya beberapa menit setelah ia melintas di sana. Dalam berita itu dikabarkan wanita itu tidak bisa mengidentifikasi pelaku dari kotak kaca, dari beberapa orang yang dicurigai polisi.

Muslimah ini pun memberanikan diri datang ke kantor polisi, dan memberitahukan bahwa rasanya ia bisa mengenali sosok pelaku pelecehan kepada wanita tersebut, karena ia menggunakan jalan yang sama sesaat sebelum wanita tadi melintas.

Melalui kamera rahasia, akhirnya muslimah ini pun bisa menunjuk salah seorang yang diduga sebagai pelaku. Iia yakin bahwa pelakunya adalah pria yang ada di lorong itu dan mengacuhkannya sambil terus merokok .

Melalui interogasi polisi akhirnya orang yang diyakini oleh muslimah tadi mengakui perbuatannyaa. Tergerak oleh rasa ingin tahu, muslimah ini menemui pelaku tadi dan didampingi oleh polisi.

Muslimah : “Apa Anda melihat saya? Saya juga melewati jalan itu beberapa menit sebelum wanita yang kauperkosa itu? Mengapa Anda hanya menggangunya tapi tidak mengganggu saya? Mengapa Anda tidak berbuat apa-apa padahal waktu itu saya sendirian?”

Penjahat : “Tentu saja saya melihatmu malam tadi. Anda berada di sana malam tadi beberapa menit sebelum wanita itu. Saya tidak berani mengganggu Anda. Aku melihat ada dua orang besar di belakang Anda pada waktu itu. Satu di sisi kiri dan satu di sisi kanan Anda.”

Muslimah itu tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Hatinya penuh syukur dan terus mengucap syukur. Dengkulnya bergetar mendengar penjelasan pelaku kejahatan itu, ia langsung menyudahi interview itu dan minta diantar keluar dari ruang itu oleh polisi.

***

Semua surat dalam al-Qur’an adalah surat yang agung dan mulia. Demikian juga seluruh ayat yang dikandungnya. Namun, Allah Subhanahu wa ta’ala dengan kehendak dan kebijaksanaanNya menjadikan sebagian surat dan ayat lebih agung dari sebagian yang lain.

Syaikh Umar Sulaiman Al Asyqar berkata, ”Yang paling baik digunakan untuk melawan jin yang masuk ke dalam tubuh manusia adalah dzikrullah (dzikir kepada Allah) dan bacaan Al Qur`an. Dan yang paling besar dari itu ialah bacaan ayat kursi, karena sesungguhnya orang yang membacanya akan selalu dijaga oleh penjaga dari Allah, dan ia tidak akan didekati oleh setan sampai Subuh, sebagaimana telah shahih hadits tentang itu”.

Sabtu, 20 Oktober 2012

Menyikapi kehilangan

Bila Anda siap MENDAPATKAN, sudahkan Anda juga siap KEHILANGAN?
Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Dari mulai marah-marah, menangis, protes pada takdir, hingga bunuh diri. Masih ingatkah Anda pada tokoh-tokoh ternama, yang tega membunuh diri sendiri hanya karena sukses mereka terancam pudar?
Barangkali kisah yang saya adaptasi dari The Healing Stories karya GW Burns berikut ini, dapat memberikan inspirasi.
Dikisahkan, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.

Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali ini pun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan. Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu.
Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.
“Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok, ” gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank. “Sebaiknya koin ini Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran. Lelaki itu pun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.
Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang
diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan toples. Setelah ia membeli lembaran kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang. Di
tengah perjalanan
dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal.
Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu. Terlihat
ragu-ragu di mata
laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia
menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang. Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar.
Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itu pun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.
Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baik saja khan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?”
Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.
***
Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Semoga kita termasuk orang yang bijak menghadapi kehilangan dan sadar bahwa sukses hanyalah TITIPAN Allah. Benar kata orang
bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup. Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?
Ada kalimat yang saya suka sekali dalam menempatkan diri dalam kehidupan: “Kemenangan hidup bukan berhasil mendapat banyak, tetapi ada pada kemampuan menikmati apa yang didapat tanpa menguasai.
“Hiduplah seperti anak-anak yang dapat menikmati tanpa harus menguasai”

Cukup itu berapa?

Dikisahkan seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya. Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti bila si petani mengucapkan kata “cukup”. Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan hidungnya.
Diambilnya beberapa ember untuk menampung uang kaget itu. Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubug mungilnya untuk disimpan disana. Kucuran uang terus mengalir sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya.
Masih kurang!
Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya. Belum cukup, dia membiarkan mata air itu terus mengalir hingga akhirnya petani itu mati tertimbun bersama ketamakannya karena dia tak pernah bisa berkata cukup.
Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata”cukup”.
Kapankah kita bisa berkata cukup? Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya.
Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target. Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang pengertian.
Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. Semua merasa kurang dan kurang. Kapankah kita bisa berkata cukup?
Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya. Cukup adalah persoalan kepuasan hati. Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri. Tak perlu takut berkata cukup.
Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya. “Cukup” jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri. Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan. Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup. Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.
Belajarlah untuk berkata “Cukup”