Kamis, 27 Februari 2014

Gelap.....


Bulan

Beberapa hari yang lalu listrik dirumah saya tiba tiba padam, pekat tiba tiba, gelap, kelam, tak ada satupun yang mampu saya lihat bahkan untuk mencari senter saja yang tempatnya sudah saya hafal, saya harus terjatuh dua kali menabrak kursi dan kepentok meja
,  ah sungguh tiada daya dan upaya bola mata ini tanpa setitik cahaya yang ALLAH berikan :) mau marah rasanya, tapi marah sama siapa yah? PLN kan emang udah biasa byar pet :) dan bisa dipastikan sebagai manusia biasa, bibir mungil saya akan spontan mengeluh, dan nyerocos bak meteor ”gimana sih nih PLN, mati mulu padahal bayar gak pernah boleh telat :) ” dan jawaban PLN pasti “emang gue pikirin lo mau gelap keq, mau gak punya Ac, bodo” lepas tanggung jawab deh kalau sudah begini, ah gak mau ngomongin PLN nanti salah bicara bisa kena setrum loh De :)
Daripada marah marah ke PLN yang jelas jelas gak mau denger saya marah mending saya nikmati gelap ini, takutkah saya dengan kegelapan? saya bukan perempuan yang takut dalam kegelapan, saya kadang menikmati gelap ini, setidaknya ketika saya membuka jendela ada bulan yang tersenyum indah ke saya, ada bintang yang bertaburan di langit yang kelam, dan ini sekaligus menyadarkan saya betapa maha besar ALLAH yang telah menciptakan gelap, gelap ini membuat alam bercerita banyak tentang kebesaran ALLAH bukan? ada rembulan, ada suara angin, ada gemericik daun, ada bintang bertebaran, ada suara jangkring :) coba kalau ada listrik maka bisa dipastikan saya akan sibuk menikmati keindahan lelaki lelaki ganteng pemain sinetron di TV, coba kalo listrik ada saya akan sibuk menjelajah dunia maya, berselancar lewat layar mini netbook saya, coba kalau ada listrik telinga saya akan tersumbat dengan musik buatan manusia yang membuat patah hati saya semakin terasa :( maka mari mensyukuri matinya listrik !! ALLAH memang sangat luar biasa menciptakan gelap.
Dan ini pula salah satu alasan mengapa blog saya berbackground hitam, karena didalam hitam semua warna akan terlihat jelas, biru ya biru, merah ya merah, putih ya putih… gak akan jadi samar :) hitam itu JUJUR bukan?

Gelap adalah instrumen untuk mengukur kadar kebajikan, saya belajar dari kegelapan, bahwa suatu saat nanti ketika napas saya berhenti, saya akan berada didalam lipatan tanah yang sangat pekat, gelap dan sendiri, dan seberapa gelap dan terangnya alam saya nanti tergantung dari kebaikan, amal dan perbuatan saya selama ditempat yang terang ini.
Habis terang terbitlah gelap, bukan habis gelap terbitlah terang kaya PLN, teori yang terbalik :) dan kenyataannya malam ini terbit gelap.
Iya, kini terbayanglah betapa gelapnya liang lahat yang akan melipat jasad saya dialam kubur nanti, lalu apakah saya akan memiliki cukup cahaya ketika akan masuk ke dalam ruang gelap liang lahat sehingga alam barzakh itu akan tetap terang, nyaman, luas dan hangat karena kebajikan dan iman yang menjadi suluh/pelita bagi saya. Bukankah hati yang penuh iman akan selalu tergerak untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya sumber cahaya sebagai teman yang akan menemani saya terbaring kaku di perut bumi nanti sampai waktunya saya dibangkitkan. Hingga saya dapat menikmat komplek pekuburan, sampai-sampai insya ALLAH mampu merasakan betapa cepatnya kiamat terjadi saat saya masih menikmati indah, terang dan sejuknya alam kubur saya :)  bukankah kehidupan alam kubur yang seperti ini yang saya inginkan?
Ketika PLN mati saya sibuk menelphone PLN dan complain “kenapa gelap, kenapa gak dibetulian cepet cepet karena saya mulai kepanasan gak ada AC” ketika saya sampai di gelapnya alam kubur, kira kira bisa gak saya complaint kenapa disini gak ada AC, gak ada bohlam yang menggelantung menerangi alam kubur saya, gak ada internet disini :) kan gak bisa kan? yang harus saya lakukan bukan complaint [complaint apa yah bahasa Indonesianya kira kira? :) cari sendiri !! ] kembali ke persiapan bagaimana menerangi alam kubur saya kelak, yang pasti bukan seperti dibumi, ketika saya tidak nyaman maka saya akan sibuk mencari kesalahan si PLN. Bukan, bukan begini cara menerangi alam kubur, tapi seberapa mampu saya menerangi hidup banyak orang, menolong sesama, menjadi sandaran mereka yang tak mau hidup lagi, meminjamkan pundak untuk menampung airmata sahabat tapi ini konteks kemanusiaan, konteks keTUHANan pasti beda.
Kata guru mengaji saya manusia yang akan terang alam kuburnya adalah manusia yang menjadikan bumi ALLAH yang terhampar luas ini adalah masjid baginya, kantornya, kampusnya adalah musholah yang selalu mengingatkan kepada ALLAH, meja kerjanya, notebooknya adalah sumur ilmu untuk mengenal ALLAH, memfungsikan tatapan matanya, lidahnya menjadi mata dan  lidah yang penuh rahmat, melihat dan berkata kata dengan kasih sayang dan kelembutan, pikirannya husnuzhan, tarikan napasnya tasbih [subhanallah, walhamduillah, lailla ha illah] gerak hatinya adalah doa untuk memohon ampunan, bicaranya bernilai dakwah, diamnya dzikir, gerak tangannya sedekah, langkah kakinya hanya untuk ALLAH, sibuknya sibuk memperbaiki diri bukan sibuk mencari kesalahan orang lain :)
Gampang gak kira kira menabung kebaikan untuk menerangi alam kubur nanti, anggap saja sekarang kita hidup dalam kegelapan, ini susah itu susah dulu tak mengapa, gak bisa berbuat yang enak enak atau gak bisa gelap gelapan dengan si dia tak mengapa, karena yang enak dan gelap mopdel gini banyak dosanya bukan? :) tak mengapa disini gelap dulu, yang penting gak gelap di alam kubur, karena gelap disini kan gak abadi kan? tapi gelap di dalam lipatan tanah, akan lama sekali, lama sekali dalam gelap, saya sih gak mau kubur saya pekat, PLN mati aja udah sesak begini maka terbayang gak gelap di alam kubur :( nauzubillahimindhalik.

Rabu, 19 Februari 2014

3 KISAH YANG MENGGETARKAN HATI ...

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Orang-orang shaleh akan meninggal,orang-orang zhalim juga akan meninggal. Para Mujahid akan meninggal, orang yang enggan berjihad pun akan meninggal. Bila kita nanti pada Hari Penghisaban ingin dibangkitkan dalam kondisi ketaatan, taatlah kepada Allah di dunia ini.


Jika kaki kita tergelincir dalam lubang kemaksiatan, marilah kita segera untuk bertaubat. Sehingga tatkala malaikat maut mendatangi kita, kita dalam kondisi taat, dan dia mencabut nyawa kita dalam kondisi kita sedang dalam ketaatan kepada Allah.

Berikut ini beberapa kisah kematian yang mampu menggetarkan hati dan kita bisa mengambil manfaatnya ...

1. Kisah Wafatnya Seorang Mu'alaf Amerika ...

Seorang pemuda Amerika masuk menemui saudara-saudara kita kaum muslimin di sebuah masjid setelah shalat subuh,tepatnya sebuah masjid di New York kota Brooklyn.Pemuda itu berkata : "Saya ingin masuk Islam ".Mereka bertanya : "Siapakah anda?"Ia menjawab : "Jangan kalian tanyakan siapa saya, tunjukkan saja kepada saya."

Ia pun mandi lalu melafalkan suatu kalimat syahadat.Mereka mendapatkan pengajaran shalat, ia pun shalat dengan kekhusyukan yang jarang dijumpai.Jamaah masjid seluruhnya merasakan kekhusyukan dan tangisan pemuda ini. Mereka takjub dengan kondisinya.

Suatu hari,seorang muslim yang cerdas dari Mesir bercakap-cakap dengan pemuda itu. Ia bertanya : 'Saudaraku, Wallahi, ceritakanlah kisah hidupmu!"

Ia berkisah : "Demi Allah, saya tumbuh sebagai orang Nasrani. Hati saya begitu tertaut kepada Isa Al-Masih a.s. Akan tetapi, ketika saya melihat kondisi masyarakat, saya dapati mereka begitu jauh dari akhlak Al-Masih."

"Saya pun mengkaji Islam dan membaca banyak tentangnya. Kemudian Allah menerangi hati saya untuk memeluk Islam. Akan tetapi, di malam hari sebelum saya menemui kalian, saya tertidur setelah merenung dan mencari kebenaran.

Saya bermimpi bertemu dengan Al-Masih. Dia mengarahkan telunjuknya kepada saya dan berkata : "Jadilah pengikut Muhammad" saya pun keluar untuk mencari masjid. Allah membimbing saya untuk menuju masjid ini. Saya masuk menemui anda semua."

Setelah pembicaraan singkat ini, mu'adzin mengumandangkan adzan Isya', pemuda inipun mendirikan shalat Isya' bersama para jamaah yang lain.

Setelah sujud untuk raka'at pertama, lalu imam bangkit untuk raka'at berikutnya. Tetapi saudara kita ini tetap dalam posisi sujudnya. Lalu orang yang disampingnya menyenggol tubuhnya, namun ia terjatuh, mereka mendapati ruhnya kembali ke hadirat Allah !. Allahu Akbar ... Allahu Akbar ... Allahu Akbar!

2.Kisah Wafatnya Seorang Muslimah Swiss. ..

Seorang muslimah saudari kita, yang berasal dari Swiss, ia kembali bersama suaminya setelah melakukan perjalanan haji, dengan mengendarai kapal Salim Espress.Seluruh penumpang berteriak bahwa kapal akan tenggelam.

Suaminya berteriak : "Ayo keluarlah!" Muslimah ini menjawab : "Demi Allah, saya tidak akan keluar kecuali setelah mengenakan hijab dengan sempurna. Jikapun saya mati, saya akan bertemu Allah dalam keadaan taat." Ia pun mengenakan pakaiannya dan keluar bersama suaminya.

Ketika semua penumpang benar-benar telah tenggelam, muslimah ini memegang erat tangan suaminya, ia berseru : "Saya mohon agar kamu bersumpah, apakah kamu ridha dengan saya?" Suaminyapun menangis.

Ia bertanya lagi : "Apakah kamu ridha dengan saya?" Suaminyapun menangis melihat isterinya hampir tenggelam.Akan tetapi, muslimah tersebut berkata : "Saya ingin mendengarnya darimu.' suaminya berkata : " Demi Allah, aku ridha terhadapmu. "

Muslimah yang bertakwa dan masih berusia muda itu menangis. Ia berkata : "Saya bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."

Ia terus saja melafalkan syahadat sampai tenggelam. Suaminya menangis, ia berkata : "Saya memohon kepada Allah semoga Dia mengumpulkan kami kembali di akhirat di Surga negeri kenikmatan."

3. Kisah Wafatnya Sang Muadzin ...

Ada lagi seorang laki-laki yang telah hidup selama empat puluh tahun sebagai muadzin, ia hanya mengharap ridha allah dari adzannya ini.Sebelum meninggal, ia tertimpa sakit keras hingga mengharuskannya berbaring di tempat tidur.Suaranya hilang, ia tidak bisa pergi ke masjid untuk mengumandangkan adzan.

Ketika sakitnya semakin parah, ia menangis dan bergumam : "Wahai Rabb, aku telah mengumandangkan adzan untukMu selama empat puluh tahun, aku tidak mengharapkan balasan kecuali dari Engkau, tetapi aku terhalangi untuk mengumandangkan adzan di akhir hidupku."

Anak-anaknya dengan bersumpah mengisahkan, bahwa ketika waktu adzan tiba, ia berdiri di atas temat tidurnya, menghadap kiblat dan menyerukan adzan.

Tatkala sampai di akhir kalimat Laa ilaaha illallaah ia jatuh tersungkur di atas tempat tidur.Anak-anaknya segera menghampiri, tetapi mereka mendapati bahwa ruhnya telah pergi menghadap Rabbnya.

Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada penghujungnya.

Demikian tadi sahabat tentang 3 kisah hikmah dan semoga kisah hikmah ini bisa berguna dan bermanfaat ..

SIAPA SUAMI WANITA DI SURGA?

“Jika sampai waktunya, ketika jantung saya berhenti berdetak… Saya siap dan tidak takut meninggalkan dimensi saat ini, karena saya akan kembali bertemu Ainun. Insya Allah…” (BJ. Habibie)

Sebuah ungkapan cinta suci, sebuah pernyataan cinta sejati yang abadi. Apapun kata orang, Bapak Habibie selalu membuat kagum saya…


Namun, ada pertanyaan: "Apa iya, seseorang yang sudah menikah di dunia akan kembali bertemu istri atau suaminya kelak di akhirat?"

Untuk menjawab pertanyaan ini, Allah subhanahu wa ta’ala telah menjawabnya. Dia berfirman:

“Dan barangsiapa mengerjakan amal yang shalih, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam Surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab.” (QS. Al-Mu’min: 40)

“(yaitu) Surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang shalih dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya…” (QS. Ar-Ra’d: 23).

Demikianlah orang-orang mukmin hidup di Surga bersama dengan pasangannya. Dan seluruh penduduk Surga akan hidup bersama suami atau istri mereka, dan tidak ada satu pun yang membujang (tidak menikah). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Dan di dalam Surga tidak ada orang yang membujang (tidak menikah).” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 5062).

Sungguh sangat beruntung bagi laki-laki shaleh yang dikehendaki Allah subhanahu wa ta’ala menjadi penghuni surga. Bagi mereka disediakan bidadari-bidadari yang belum disentuh oleh siapapun. Bidadari-bidadari yang tidak terbayangkan kecantikannya. Dan – dengan izin Allah - ia pun akan bertemu kembali dengan isterinya yang shalihah di dunia. Subhanallah…

Lalu ada pertanyaan, “Jika laki-laki di Surga mendapatkan bidadari, lalu apakah yang didapatkan oleh wanita?”. “Apakah ada bidadara Surga?”

Lebih jauh lagi, “Benarkah seorang istri akan berjumpa lagi dengan suaminya di dunia? Bagaimana jika seorang wanita menikah lagi setelah suami pertamanya meninggal dunia, apakah wanita itu kelak di akhirat akan menjadi istri bagi suaminya yang terakhir?”

Keadaan wanita di dunia ada enam:
1. Meninggal sebelum menikah.
2. Ditalak suami pertama, dan tidak menikah lagi sampai meninggal.
3. Menikah dengan lelaki yang bukan ahli surga. Misalnya, suaminya murtad atau melakukan kesyirikan.
4. Meninggal lebih dahulu sebelum suaminya.
5. Ditinggal mati suaminya, dan tidak menikah lagi sampai meninggal.
6. Ditalak atau ditinggal mati suaminya, kemudian menikah dengan lelaki lain.

Untuk menjelaskan keadaan-keadaan diatas, saya kutip penjelasan yang disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah.

1. Apabila wanita tersebut meninggal sebelum menikah,maka di surga kelak Allah subhanahu wa ta’ala akan menikahkan wanita tersebut dengan dengan seorang laki dari penduduk bumi berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

Dari Muhammad berkata: “Apakah mereka saling berbangga atau saling mengingatkan: kaum laki di surga lebih banyak atau wanita? Maka Abu Hurairah berkata: Bukankah Abul Qasim shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya kelompok pertama yang masuk surga menyerupai bentuk bulan purnama, kemudian yang berikutnya secerah cahaya bintang di langit, setiap orang di sana memiliki dua orang istri, di mana dia dapat melihat sumsum mereka dari balik dagingnya. Dan di surga tidak ada bujangan” (HR Muslim No. 5062)

Syaikh Utsaimin berkata: “Apabila wanita tersebut belum pernah menikah di dunia maka Allah akan menikahkannya dengan laki-laki yang disukainya di surga. Karena kenikmatan di surga tidak hanya terbatas untuk kaum laki saja, namun juga untuk kaum laki dan wanita, di mana yang termasuk kenikmatan: adalah menikah.

2. Kondisi nomor satu di atas juga berlaku bagi wanita yang meninggal namun bercerai.

3. Kondisi nomor satu di atas berlaku pula bagi wanita yang suaminya bukan termasuk penghuni surga.

Syaikh Utsaimin berkata: “Apabila wanita tersebut termasuk ahli surga dan belum menikah, atau suaminya bukan termasuk ahli surga, maka apabila dia masuk surga maka di surga ada kaum laki-laki yang belum menikah sebelumnya, maka dia menikah dengan salah satu wanita tersebut.

4. Adapun wanita yang meninggal setelah menikah –dia termasuk ahli surga– maka dia menikah dengan mantan suaminya di dunia.

5. Adapun wanita yang suaminya meninggal lalu dia tidak menikah lagi setelah itu sampai dia meninggal maka wanita itu menjadi istrinya di surga.

6. Adapun wanita yang suaminya meninggal lalu dia menikah lagi sesudahnya maka wanita tadi menjadi istri bagi suaminya yang terakhir meskipun wanita tadi sudah berkali-kali menikah, maka sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

Dari Maimun bin Mihran berkata: Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu melamar istri Abu Darda’, namun dia tidak menerimanya dan berkata: Aku mendengar Abu Darda’ berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Wanita bersama suaminya yang terakhir,” dia berkata: dan aku tidak ingin pengganti untuk Abu Darda’ (Hadits shahih dikeluarkan oleh Abu Ali Al-Harrani Al-Qusyairi dalam Tarikhul Riqqah (2/39/3) Silsilah Al-hadits Ash-Shahihah karangan Syaikh Albani 3/25).

Juga berdasarkan perkataan Hudzaifah radhiyallahu anhu kepada istrinya:

Dari Hudzaifah radhiyallahu anhu berkata kepada istrinya: “Jika kamu ingin menjadi istriku di surga maka jangan menikah lagi sesudahku: karena wanita di surga bersama suaminya yang terakhir di dunia oleh karena itu Allah mengharamkan kepada istri-istri Nabi untuk menikah lagi sesudahnya karena mereka adalah istri-istri Beliau di surga,” (dikeluarkan oleh Al Baihaqi dalam Sunannya (7/69-70)).

Sebagian mungkin berkata: bahwa dalam doa jenazah kita mengucapkan: "Dan gantilah untuknya suami yang lebih baik dari suaminya."

Tapi apabila dia menikah, bagaimana kita mendoakannya sedangkan kita tahu bahwa suaminya di dunia adalah suaminya di surga dan apabila dia belum menikah maka di mana suaminya?

Jawabannya: Sebagaimana dikatakan Syaikh Utsaimin rahimahullah: Jika dia belum pernah menikah maka yang dimaksud yang lebih baik dari suaminya adalah suami yang telah ditentukan untuknya jika dia masih hidup, adapun jika dia pernah menikah maka yang dimaksudkan yang lebih baik dari suaminya yakni lebih baik dalam sifatnya di dunia karena pergantian adalah dengan mengganti zatnya sebagaimana jika kita menukar seekor kambing dengan unta misalnya, begitu juga dengan menggantikan sifatnya sebagaimana seandainya saya berkata kepada anda (semoga Allah mengganti kekufuran orang ini dengan keimanan), begitu pula seperti dalam firman Allah Ta’ala:

"(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa" (Qs. Ibrahim 48).

Maksudnya buminya tetap bumi yang sama, akan tetapi dibentangkan dan langit pun tetap langit yang sama akan tetapi dibelah. Wallahu a’lam…

“Jika suamiku di surga adalah suami terakhirku di dunia, bagaimana jika aku menikah lagi namun aku ingin bersama dengan suamiku yang pertama karena aku sangat mencintainya..?”

Untuk menjawab pertanyaan ini, berikut penjelasannya..

Syaikh Muhammad Ali Firkaus hafizhahullah, beliau ditanya oleh seorang wanita: “Setelah masa iddah-ku selesai disebabkan karena suamiku meninggal, ada beberapa orang yang datang melamarku, dan aku enggan menikah agar aku menjadi istri bagi suami pertamaku yang telah meninggal, yang ketika aku bersamanya kami memiliki 3 orang anak.

Alasanku dalam hal ini adalah sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam:

"Seorang wanita itu bersama suami terakhirnya."

Dan telah dipraktekkan pula oleh Ummu Darda' radhiallahu 'anha, apakah aku berdosa jika aku menolak untuk menerima pinangan orang yang telah diridhai agama dan akhlaknya?

Beliau menjawab:

Seorang wanita jika berada dibawah bimbingan seorang suami yang saleh lalu suaminya meninggal, dan si istri terus berstatus sebagai janda setelahnya dan tidak menikah, Allah akan mengumpulkan keduanya di dalam surga, dan jika dia memiliki beberapa suami di dunia, maka dia di dalam surga bersama suami terakhirnya jika mereka sama dalam akhlak dan kesalehannya, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa aalihi wasallam :

"Seorang wanita bersama suami terakhirnya."

(Dikeluarkan Ath-Thabrani dalam "Al-mu'jam Al-Ausath" (3/275), dari hadits Abu Darda' radhiallahu anhu. Hadits ini dishahihkan Al-Albani dalam silsilah Ash-shahihah (3/275))

Seorang wanita jika mengkhawatirkan atas dirinya fitnah atau dia tidak punya kemampuan untuk sendirian dalam mengurusi dirinya dan keperluan anak-anaknya baik dari sisi nafkahnya, dan juga pendidikannya, maka jika ada seorang lelaki yang datang melamarnya yang telah diridhai agama serta akhlaknya, dan lelaki ini punya kemampuan untuk memenuhi berbagai kebutuhannya serta nafkah untuk anak-anaknya, maka tidak sepantasnya wanita tersebut menolaknya, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam:

"Jika ada orang yang datang kepadamu lelaki yang telah engkau senangi agama dan akhlaknya maka nikahkanlah dia."

(HR.Tirmidzi no. 1108, Baihaqi no. 13863; dari hadits Abu Hatim Al-Muzani radhiallahu ‘anhu, dihasankan Al-Albani dalam Al-Irwaa' (6/266).)

Dan juga mengamalkan kaedah ushul fiqh yang berbunyi:

"Menolak kerusakan lebih didahulukan daripada mendatangkan maslahat."

Jika suami pertama itu setara dengan suami pertamanya yang telah meninggal dalam hal akhlak dan kesalehannya,maka dia (wanita tersebut) bersama yang paling terakhir dari keduanya, namun jika tidak setara maka dia memilih yang paling baik kesalehan dan akhlaknya. Telah datang riwayat yang semakna dengan ini yang kedudukannya lemah dan mungkar dari hadits Ummu Salamah radhiallahu anha, dimana Dia bertanya kepada Nabi Shallallahu alaihi wa aalihi wasallam tentang seorang wanita yang menikah dengan dua lelaki, tiga dan empat, lalu wanita tersebut meninggal, dan mereka (para suaminya) masuk surga bersamanya, siapakah yang menjadi suaminya? Jawab Rasul Shallallahu alaihi wa aalihi wasallam:

"Wahai Ummu Salamah,dia akan diberi pilihan sehingga dia memilih yang paling baik diantara mereka." (HR. ath- Thabrani)

Lengkapnya hadits ini sebagai berikut:

Suatu hari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha bertanya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam (tentang bidadari di surga), “Ya Rasulullah, jelaskan kepadaku huurun ‘iin?” (Terdapat dalam QS. Ad-Dukhan: 54, Ath-Thur: 20, dan Al-Waqi’ah: 22)

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Huurun sangat jelas putih dan hitam serta bulat matanya. Bahkan bulu matanya bagai sayap burung”

Bertanya Ummu Salamah, “Fihinna khairaatun hisaan?” (Terdapat dalam QS. Ar-Rahman: 70)

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Baik akhlak dan budi pekertinya dan cantik wajahnya”

Bertanya Ummu Salamah, “Ka annahunna baidhum-maknuunun?” (Terdapat dalam QS. As-Shaaffat: 49)

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Halus kulitnya bagaikan putih telur yang ada di dalam telur”

Bertanya Ummu Salamah, “Uruban atraaba?” (Terdapat dalam QS. Al-Waqi’ah: 37)

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Mereka yang mati di dunia telah tua Bangka dan ompong, kisut keriput, akan diciptakan Allah menjadi gadis cantik yang sangat disayang dan semua sebaya usianya”.

Bertanya Ummu Salamah, “Ya Rasulullah, wanita di dunia lebih afdhal ataukah bidadari?”

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Wanita di dunia lebih afdhal daripada bidadari, klebihannya yang diluar daripada yag di dalam”

Bertanya Ummu Salamah, “Mengapa demikian?”

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Karena shalat, puasa dan ibadah mereka kepada Allah azza wa jalla. Allah memberi mereka kecantikan dari nur di wajahnya dan badannya bagaikan sutera halus, putih kulit bebrbaju hijau, perhiasannya kuning berhias permata, sisirnya dari emas sambil bernyanyi, ‘Kamilah yang kekal, tidak akan mati selamanya, kami yang rela tidak akan membenci selamanya, bahagialah orang yang mendapatkan kami, dan kami untuknya’”.

Bertanya Ummu Salamah, “Ya Rasulullah, seorang wanita yang kawin dua, tiga, empat kali kemudian ia mati dan masuk surga, ia bersama yang mana?”

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Ia diberi hak memilih, kemudian ia memeilih diantara akhlak dan budi pekertinya. Dan berkata, ‘Inilah yang terbaik akhlaknya, maka kawinkanlah aku dengannya’. Wahai Ummu Salamah, baik budi dan akhlak itu telah memborong keuntungan dunia dan akhirat”

(HR. Thabrani, Lihat Tafsir Ibnu Katsir, jilid VIII. Hadits ini DHA’IF, dikeluarkan Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir (23/367), dan dalam Al-Ausath (3/279), dari hadits Ummu Salamah radhiallahu ‘anha. Berkata Al-Haitsami dalam "Majma' az-Zawaaid" (7/255): "Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dan padanya terdapat seseorang bernama Sulaiman bin Abi Karimah. Dia dilemahkan oleh Abu Hatim dan Ibnu Adi." Juga dilemahkan Syaikh Al-Albani dalam "Dha'if at-Targhib wat-Tarhib" (2/254) . Demikian pula dari hadits Ummu Habibah radhiallahu anha dikeluarkan Ath-Thbarani dalam "Al-Kabir" (23/222), Abd bin Humaid dalam musnadnya (1/365). Berkata Al-Haitsami dalam majma' az-zawaaid (8/52) : "Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dan Al-Bazzar secara ringkas, padanya terdapat Ubaid bin Ishaq dan dia seorang yang matruk (ditinggal haditsnya), sedangkan Abu Hatim meridhainya, dan dia perawi paling buruk keadaannya.")

Hanya saja, mungkin dijadikan sebagai dalil dari keumuman firman Allah subhanahu wa ta’ala:

"Di dalamnya (surga) apa saja yang disenangi oleh jiwa." (QS.Az-Zukhruf: 71)

Maka dia diberi pilihan sehingga dia pun memilih yang dia sukai akhlak dan kesalehannya, sebagaimana faedah yang juga dipetik dari firman-Nya:

"Mereka bersama dengan istri-istri mereka dibawah naungan (surga)." (QS.Yasin: 56)

Dimana seorang wanita bersama dengan yang paling mendekatinya dalam hal agama, akhlak, watak, disebabkan pernikahan yang melahirkan perasaan cinta dan kasih sayang, saling akrab dan saling mencintai, berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala:

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (QS. Ruum:21)

Demikian pula seorang wanita yang masih hidup sendiri dan meninggal dalam keadaan belum sempat menikah, maka dia diberi pilihan sehingga dia memilih siapa yang dia sukai yang lebih mirip dengannya dalam hal tabiat dan akhlak, lalu Allah subhanahu wa ta’ala mewujudkan apa yang menjadi permintaannya, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam:

"Tidak ada bujangan di dalam surga." (HR. Muslim, dan Ahmad dari hadits Abu Hurairah radhiallahu anhu)

Wallahu’alam… Dan ilmu ada disisi Allah. Allah subhanahu wa ta’ala Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya yang beriman. Apapun ketetapan dari Allah subhanahu wa ta’ala adalah sebaik-baik ketetapan dari-Nya. Dan tidaklah kita patut mempertanyakannya…

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Demikianlah sedikit penjelasan mengenai keadaan wanita di surga kelak. Semoga hal ini dapat menjadi motifasi kita untuk meningkatkan keta’atan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, bersemangat dalam ber-amar ma’ruf nahi mungkar, bersegera dalam bertaubat, berbuat baik dan beramal shalih, dan senantiasa istiqamah dan berada pada jalur fastabiqul khairat… Aamiin…

Mohon maaf bila kurang berkenan, kebenaran adalah mutlak milik Allah subhanahu wa ta’ala…

Alhamdulillah.. Shalawat dan salam atas Nabi kita Muhammad, keluarganya, para sahabatnya, dan saudara-saudaranya hingga hari kiamat.

Wallahu’alam bishshawwab
Billahi Taufiq wal Hidayah

Semoga Bermanfaat..

Selasa, 11 Februari 2014

Disni aku ingin bertahan

Aku disini.

Berjuang untuk bertahan.
Angin.. kadang dingin dan menusuk. Tapi jika aku memikul lebih banyak beban. Kakiku mungkin tak akan kuat lagi menahan.
Aku membangun dan meniti perasaan yang dalam dan jalannya rumit sekali.
Awalnya aku sudah capek sekali. Jatuh cinta sakit, jatuh cinta sakit, jatuh cinta sakit, dan itu berkali-kali. Sudahlah, sudah ah.
Aku tak mau menuruti kata-kata kuno “Obat sakit hati adalah jatuh cinta lagi”. Bohong! Jelas hanya akan membuka peluang untuk sakit lagi, sakit lagi, sakit lagi.


Seseorang membuatku sadar, bahwa aku punya payung yang sangat istimewa. Seseorang membuatku sering mendatangi dan berlindung di payung ini. Seseorang menyadarkanku betapa pentingnya payung yang aku punyai ini. Seseorang menjawab ketakutanku, pada deras yang menyakitkan, dengan payung ini. Aku mulai menyukai payung ini. Aku merasa bagian terpenting dari payung ini. Aku bahagia. Aku jatuh cinta, pada orang yang membuatku merasa memiliki payung ini.

Lama, dan aku pernah merasa sangat dekat, ketika kita masih berada dalam satu payung. Milikku, dan milikmu. Aku menganggapnya seperti itu, karna ingatlah, aku sedang jatuh cinta. Berkali-kali, dan kuharap ini yang terakhir. Aku capek sakit lagi, sakit lagi, dan terbebani dengan perasaan sebesar ini. Perasaan titipan Tuhan yang ku coba resapi, ku coba selami, tapi sulit untuk menentukan titik kejelasan. Aku takut tak terbalas lagi. Aku takut tak bisa mencintai dengan benar.

Aku. Wanita bodoh ini, jatuh cinta pada lelaki yang menjaga prinsip, dirinya untuk tidak memikirkan hal-hal aneh dan mengerikan sepertiku.

Bercerita..

Dulu, sakit hati pertamaku, dengan lelaki yang tampan, digemari banyak perempuan. Tapi sangat konyol. Saat itu aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Lelaki itu memilih menjauhiku karna aku menjauhinya lebih dulu. Aku tidak mengerti banyak tentang cinta. Aku menyukainya. Tapi aku menjauhinya. Dia malah lebih menjauhi. Dan itu sakit sekali. Tapi, aku sadar setelah bertemu dengan orang lain di bangku sekolah menengah, bahwa ternyata ini bukan cinta.

Dulu, sakit hati keduaku, dengan lelaki yang hebat, tampan, kuat dan kaya raya. Sungguh, bukan materi yang membuatku jatuh cinta kepadanya. Jatuh cinta begitu saja.
Cinta pertama masa sekolah. Sangat berat. Aku, membenturkan diri pada kenyataan bahwa aku tidak pantas untuknya, aku terlalu miskin. Dan benar saja. Aku pikir perasaanku terbalas. Ah ternyata. Sebulan, dua bulan, setahun, dua tahun, tiga tahun, lima tahun, aku menunggunya. Tapi untuk sekedar bertanya kabarnya saja, aku ditolak! Dia menemukan wanitanya.

Dulu, sakit hati ke-tigaku, dengan lelaki yang bersahabat denganku lama sekali. Kehadirannya seperti penyembuh dan malaikat saat itu. Melayangkan hatiku tinggi di udara. Aku berharap banyak padanya.
Aku masih sakit hati saat itu, dan dia menawarkan cinta. Aku menerimanya dan membuka diri. Tapi sial, dia adalah lelaki yang gila wanita. Aku berhenti setelah tau. Aku benci cinta.

Dulu, sakit hati ke-empatku, dengan lelaki yang letak rumahnya tak jauh denganku. Aku merasakan kehadirannya ketika berada di samping bahkan di belakangku. Secara tidak sengaja kami sering bertemu. Aku pikir ini takdir yang indah. Aku pikir dia akan beda dengan yang lain. Aku memendam perasaan ini dalam. Berharap dia menggalinya dan tidak akan pernah menyerah denganku. Tapi dia, memilih untuk memendam perasaannya juga. Kemudian menghilang seperti ditarik UFO ke dunia lain.

Dulu, sakit hati ke-limaku, dengan lelaki yang ku pikir pandai, berpengaruh, memegang teguh agama dan memiliki masa depan yang jelas. Aku mengagumi, kemudian jatuh cinta pada lelaki itu.
Haha! Tapi parahnya, dia memilih wanita lain. Wanita yang bisa dia permainkan semaunya. Lelaki yang terlihat emas dari luar, ternyata dari dalam dipenuhi tahi. Aku menyaksikan dia tidur dengan wanita lain. Dan aku bersyukur untuk sakit hati yang satu ini! Aku jatuh cinta pada lelaki yang mengerikan!


Ya, memang sakit hati lagi.
Ku ambil hikmah-Nya. Ku rasakan nikmat-Nya. Dan aku mencoba lagi.
Segala rasa perih dihati, coba resapi, coba hayati.

Sampai ketika aku memiliki sebuah payung. Payung yang sering aku tinggalkan. Aku hampir tidak pernah berada di dalamnya. Aku hampit tidak pernah memegang erat bahkan menggunakannya.
Seseorang menyadarkanku, betapa bermaknanya payung ini bagiku, baginya juga. Kita sama-sama menjadi bagian. Aku pikir masing-masing tidak akan lepas. Akan selalu saling mengisi. Dalam satu payung. Aku pikir dia nyaman berada di sini.
Ini pergantian musim.
Penghujan.
Dan semua orang selalu ribut. Ribut mengeluh, menyerah, berputus asa. Sedangkan dalam deras, aku selalu memohon  pada Sang Pemberi, “Semoga dia tetap berada di payung ini, semoga kami akan dilindungi dari hujan deras akhir tahun ini. Semoga dia tepat dan Yang Terakhir!”.
Aku lelah berharap. Dia tidak mungkin menunjukkan perasaannya. Ini persoalan prinsip. Dia pergi dari payung ini. Mungkin memilih payung lain. Yang lebih kuat, yang lebih indah, yang lebih besar, yang lebih sesuai dengannya. Payung yang dia pegang sendiri, mungkin karena didalamnya ada keistimewaan, dan ternyata itu bukan aku. Sudah ku duga akan seperti ini lagi.
Payungku sudah peyok. Berlubang dan lusuh. Dia akan terus kebasahan jika tetap berada di dalam payung ini. Silahkan pergi, silaaaahkaaaaaaaaan!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
 I will survive, I won’t surrender,
Aku akan bertahan sendiri.

Dia pergi memilih wanita lain

Seorang wanita muda harus menerima kenyataan pahit dalam perjalanan hidupnya. Lelaki yang disayanginya, yang telah menjadi tunangannya, yang beberapa bulan ke depan telah ditetapkan tanggal pernikahannya, ternyata ia pergi begitu saja meninggalkan dirinya hanya demi mengejar wanita lain.


Hebatnya wanita ini tidak bersedih, tidak menangis, tidak meratap-ratap, tidak kecewa, tidak sakit hati, tidak dendan dan tidak bertindak yang aneh-aneh. Akan tetapi ia tulus ikhlas membiarkan lelaki tunangannya itu pergi.

Maka ketika seorang sahabat baiknya datang bertanya :

"Kenapa engkau tidak bersedih hati dan engkau biarkan dia pergi begitu saja untuk mengejar wanita lain?’’

Maka wanita muda itu menjawab :

"Mengapa aku harus bersedih hati? Aku hanya kehilangan seorang yang tidak pernah
mencintai diriku dengan tulus. Yang pantas bersedih hati itu adalah dia yang telah kehilangan orang yang benar-benar mencintainya. Mungkin Allah punya rencana lain untukku. Mungkin Dia sudah menentukan jodohku dengan orang yang akan lebih
menyayangi aku dengan tulus. Lagi pula untuk apa memaksa seseorang yang sudah tidak mau menyayangiku? Dan kalupun dia memang tercipta untukku, aku yakin dia akan kembali kepadaku. Sungguh Allah itu Maha Adil lagi Maha Mengetahui yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya."

SubhanAllah